Rabu 08 Apr 2015 22:16 WIB

Kapolda NTB: Unjuk Rasa Saat Ada Presiden, tak Punya Sopan Santun

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Indah Wulandari
 Aksi unjuk rasa menuntut Presiden Jokowi menyelamatkan dan menghentikan kriminalisasi KPK di depan Istana Negara, Jakarta, Rabu (8/4).  (foto : MgROL_34)
Aksi unjuk rasa menuntut Presiden Jokowi menyelamatkan dan menghentikan kriminalisasi KPK di depan Istana Negara, Jakarta, Rabu (8/4). (foto : MgROL_34)

REPUBLIKA.CO.ID,MATARAM -- Kapolda Nusa Tenggara Barat Brigjen Pol Sriyono berharap agar masyarakat tidak berunjuk rasa saat Presiden Joko Widodo datang ke Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.

“Presiden itu berjiwa besar, kalau dibalas dengan unjuk rasa maka itu tidak benar. Itu tidak punya sopan santun dan yang jelas bukan orang NTB,” ungkap Sriyono, Rabu (8/4).

Menurutnya, masyarakat NTB terkenal dengan sifat menghormati tamu. Maka, jika ada yang tetap keras kepala menginginkan unjuk rasa, ia menyebutnya tidak menghormati tamu dan terpengaruh dengan hal yang tidak benar.

Sriyono mengatakan, kedatangan presiden Joko Widodo ke NTB merupakan sebuah tindakan jiwa besar. Pasalnya, meski dalam pemilihan presiden kemarin kalah, dirinya tetap datang ke acara Festival Tambora Menyapa Dunia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement