REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Peningkatan jumlah pemeluk agama Islam di dunia akan berpotensi meningkatkan kualitas penduduk Muslim dunia dari segi perekonomian.
“Potensi (peningkatan pemeluk Islam) ini bisa jadi potensi ekonomi, ketika Islam semakin banyak, kita harapkan pertumbuhan ekonomi Islam juga harus meningkat,” kata Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Prof KH Didin Hafidhuddin, Kamis (9/4).
Didin menjelaskan, dengan pertumbuhan jumlah pemeluk Islam, maka secara matematis akan meningkat juga dari segi jumlah konsumen produk-produk Islam.
Hal ini, menurut pria yang pernah menjadi Tokoh Perbukuan Islam 2014, ini sangat membuka peluang bagi peningkatan wirausaha secara Islam.
Ia mencontohkan, kebutuhan akan produk makanan halal, busana muslim tentu akan semakin meningkat. Bila hal ini dimanfaatkan oleh pengusaha Islam, maka akan semakin memajukan perekonomian umat Islam itu sendiri.
Selain itu, menurut Didin dengan semakin banyaknya umat Islam, tentu akan berdampak kepada peningkatan angka zakat, infak, dan sedekah.
Ia optimis, bila zakat, infak, dan sedekah yang besar dan dikelola dengan tepat sasaran, maka akan mendorong untuk pemerataan ekonomi di kalangan umat Islam.
“Perekonomian meningkat, zakat, infak, dan sedekah juga semakin besar, tentu ini potensi yang sangat luar biasa bagi perkembangan ekonomi Islam,” ujar Didin.
Satu hal lagi yang diharapkan Didin adalah, agar pengusaha-pengusaha besar Islam, baik itu di Indonesia ataupun di negara-negara maju lainnya untuk daling bahu-membahu untuk terus meningkatkan perekonomian Islam.