Kamis 09 Apr 2015 15:18 WIB

Kamp Yarmouk Menjadi Kota ‘Hantu’

Rep: C07/ Red: Indah Wulandari
Suasana di Kota Yarmouk
Foto: bbc
Suasana di Kota Yarmouk

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Sudah hampir sepekan, kelompok militan ISIS menguasai kamp Yarmouk. Kondisi tersebut membuat ribuan pengungsi Palestina di Yarmouk serasa berada  di tengah kota hantu.

Salah seorang aktivis anti pemerintah mengatakan kepada BBC bahwa situasi bencana tersebut menciptakan ketakutan dan kecemasan kepada mereka yang masih berada di kamp.

Tidak adanya pasokan air minum serta minimnya persedian makanan semakin memperburuk kondisi di kamp yang berada di pinggiran kota Damaskus itu.

Situasi medis di kamp juga sangat buruk, banyak para  tenaga medis yang melarikan diri dari kamp di awal pertempuran antara ISIS dan kelompok Aknaf Beit al-Maqdis.

Kelompok militan ISIS dan pasukan Suriah juga tidak mengizinkan bantuan kemanusiaan memasuki kamp, meninggalkan warga tanpa bantuan medis dan kebutuhan dasar lain. Padahal, 180 ribu penduduk Yarmouk sudah membutuhkan pertolongan.

"Penyakit utama adalah kondisi pada jantung dan dada, diare, dan infeksi-dan semua yang diperparah oleh kekurangan gizi. Kami memiliki kekurangan obat-obatan dan peralatan medis dan kami memiliki kebutuhan mendesak untuk cairan rehidrasi, kantong darah, dan antibiotik," kata seorang pekerja medis.

Ia juga menambahkan, disana semakin banyak penembak jitu dan korban yang cedera dan akibat penembakan.

Sementara itu, Amnesty International menyebutkan sedikitnya 18 warga sipil tewas di kamp Yarmouk. Mereka tewas akibat tembakan sniper atau bom udara. Salah satu korbannya adalah  seorang gadis 12 tahun dan seorang pekerja kemanusiaan.

"Untuk warga sipil yang masih terperangkap di Yarmouk, hidup adalah perjuangan menyakitkan untuk dipertahankan," kata Wakil Timur Tengah dan Direktur Afrika Utara Amnesty International Hassiba Hadj Sahraoui.

Dewan Keamanan PBB pun khawatir dengan adanya pembantaian besar-besaran di kamp Yarmouk. Juru bicara Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) Chris Gunness mengatakan, kebiadaban di Yarmouk telah mencapai tingkat yang tak terbayangkan.

"Situasi ini benar-benar membuat putus asa. Kita harus segera memiliki akses untuk bantuan kemanusiaan. Itulah sebabnya mengapa UNRWA menyerukan pada semua pihak yang mempunyai pengaruh untuk menggunakan kekuasaannya agar kami bisa masuk ke kamp itu," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement