REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU-- Komandan Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Kolonel Pnb. Muhammad Khairil Lubis, mengungkapkan bahwa keamanan di Bandara Sultan Syarif Kasim II Kota Pekanbaru harus dievaluasi setelah adanya aksi penyusupan Mario Steven Ambarita, yang dengan mudahnya membobol masuk hingga bisa bersembunyi ke bagian roda pesawat terbang tujuan Pekanbaru-Jakarta beberapa waktu lalu.
"Yang kita khawatirkan seandainya orang tersebut didalangi oleh kelompok tertentu, itu bisa mengganggu stabilitas keamanan di Provinsi Riau," kata Kolonel Khairil Lubis kepada Antara di Pekanbaru, Kamis (9/4).
Ia menganalisa, dampak dari aksi nekat Mario akan membuat masyarakat berasumsi bahwa betapa mudahnya akses untuk melakukan hal-hal yang membahayakan penumpang pengguna layanan Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru. Sebabnya, ia menilai tindakan nekat Mario adalah suatu hal yang tidak hanya membayakan pelaku, melainkan juga sangat membahayakan masyarakat sekitar termasuk keamanan negara.
Bahkan, ia mengatakan bukan tidak mungkin bisa muncul niat baru lagi dari orang lain yang akan mencoba melakukan hal yang sama seperti aksi Mario. Untuk itu, ia mengatakan pihaknya akan memperketat pengamanan dengan menempatkan petugas pada pos-pos yang dilalui oleh warga bahkan jika perlu akan dilakukan penambahan pos. Apalagi, Bandara Pekanbaru sebenarnya masih dalam satu wilayah dengan Lanud Roesmin Nurjadin.
"Ini pelajaran juga buat kami sebagai pangkalan pertahanan udara. Kita tidak boleh lagi kecolongan," paparnya.
Menurut dia, pihak Lanud telah melakukan kerjasama dengan pihak PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Pekanbaru untuk memperketat penjagaan. Ia menyebutkan, bentuk kerjasama kedepan bisa upaya penempatan petugas jaga dilokasi lalu lalang masyarakat umum, maupun penumpang yang datang maupun berangkat ke bandara SSK II.
"Kejadian ini membawa hikmah, bagaimana kita harus evaluasi lagi sistem keamanan diderah bandara yang perlu ditingkatkan," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika