REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Adrianus Meliala meminta masyarakat tidak panik menyikapi ledakan yang terjadi di kawasan Tanah Abang, meskipun motif dan tujuan bahan-bahan peledak yang ditemukan belum diketahui.
"Yang penting masyarakat tetap berhati-hati bila menemukan bungkusan atau apa pun yang mencurigakan," kata Adrianus Meliala dihubungi di Jakarta, Jumat (10/4).
Adrianus mengatakan masyarakat juga tidak perlu merasa ketakutan karena kasus ledakan itu dilimpahkan ke Detasemen Khusus 88 Antiteror. Menurut dia, hal tersebut merupakan proses standar yang biasa dilakukan Polri.
"Ini bentuk keseriusan Polri untuk mengungkap kasus tersebut. Suatu hal yang biasa bila kasus ledakan ditangani Densus 88," tuturnya.
Terkait psikologi massa yang kemungkinan akan panik karena kasus tersebut ditangani Densus 88 yang biasanya menangani kasus-kasus terorisme, Adrianus mengatakan Polri tentu sudah memperhitungkan hal tersebut.
Penyelidikan atas ledakan di kawasan Tanah Abang yang terjadi Rabu (8/4) lalu, telah diserahkan kepada Densus 88 Antiteror. "Penanganan sudah diserahkan ke Densus 88 Anti-Teror yang secara administratif berada di bawah kewenangan Mabes Polri," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Martinus Sitompul.
Menurut dia, penanganan penyelidikan oleh Densus 88 disebabkan karena peristiwa tersebut tergolong menakutkan. "Belum bisa dipastikan teror atau kecelakaan, tetapi karena ini menakutkan maka ditangani Densus 88," tuturnya.
Mabes Polri sendiri belum memastikan ledakan tersebut berasal dari bom yang dilakukan kelompok teroris. "Karena meledak, masyarakat bilangnya bom. Tapi secara ilmiah itu bukan bom karena tidak ada detonator, tidak ada tombol on-off, sumbu, dan baterainya," kata Kabagpenum Divhumas Polri Kombes Polisi Rikwanto.