REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang masih mengkaji kerjasama pengelolaan sampah menjadi listrik di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing. Pemkot masih menghitung jumlah sampah yang berada di TPA Rawa kucing.
"Lagi dikaji secara menyeluruh berapa kapasitas sampah yang ada disana," jelas Sekretaris Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota, Sugiharto Achmad Bagdja, Kamis (9/4) di Tangerang.
Sugiarto mengatakan kajian konsep kerjasama dengan investor lokal, Nany Wahyuni, pemilik PT Nani Wahyuni Industries (NWI) untuk jangka panjang. Pasalnya, kata pria yang biasa disapa Ugi ini, Nany ingin TPA Rawa kucing menghasilkan listrik hingga 60 megawatt per hari.
Sebelumnya, Ugi menjelaskan rencana awal pihak investor akan membangun alat insenerator yang menghasilkan listrik 1,5 megawatt dengan membakar 144 ton sampah per hari. Namun, lanjut Ugi, untuk menghasilkan listrik 60 megawatt, diperlukan sekitar 3000-5000 ton per hari.
"Jadi perlu alat yang lebih besar agar bisa dipakai hingga 15-20 mendatang," jelas Ugi
Ugi menjelaskan selain menggaet investor asal Tangerang, DKP juga mengajak kerja sama penanam modal asal Bandung dan Bekasi. Sementara di Bandung, ungkap Ugi, sudah mulai membangun alat insenerator tersebut.
"Di sana sudah mulai untuk alat yang menghasilkan listrik 1,5 Megawatt. Kalau hasilnya bagus, kita kaan uji coba di TPA Rawa Kucing," jelasnya.
Ugi mengatakan keuntungan dari kerjasama ini Pemkot Tangerang tidak harus membayar atas jasa pembakaran sampah. Pasalnya, ungkap Ugi, pemkot hanya diminta untuk menyediakan sampahnya saja.