REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina akhirnya mengungkap rencana reklamasi terumbu karang demi pembuatan pulau yang akan dimanfaatkan sebagai pertahanan militer, Kamis (9/4). Cina menggambarkan rencana pulau buatan tersebut juga untuk menyediakan layanan bagi warga sipil yang akan membawa keuntungan pada negara.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Hua Chunying mengatakan bahwa reklamasi dan pekerjaan bangunan di pulau Spratly sangat diperlukan. Pasalnya ada ancaman terkait angin topan di daratan.
''Kami membangun tempat penampungan, bantuan navigasi, pencarian dan penyelamatan seperti layanan prakiraan meteorologi laut, layanan perikanan dan layanan pemerintah lainnya untuk Cina dan negara tetangga,'' kata Hua.
Ia juga mengatakan reklamasi untuk kebutuhan pertahanan militer Cina. Hua tidak menjelaskan lebih lanjut terkait rencana ini.
Hua menegaskan bahwa reklamasi dilakukan di wilayah kedaulatan Cina. ''Ini adil, beralasan, sesuai hukum sehingga tidak akan berimbas atau melawan negara lain,'' kata Hua.
Sementara, Filipina dan Brunei juga memiliki kleim atas kepulauan Spratly yang membentang 1.300 km dari kepulauan utama Cina namun lebih dekat ke kepulauan Asia Tenggara. Namun Cina tetap melanjutkan upaya reklamasi.