Jumat 10 Apr 2015 13:28 WIB

PBNU Minta Beberapa Situs Radikal Diblokir

Red: Erik Purnama Putra
Wakil Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama Asad Said Ali (tengah).
Foto: Republika/Agung Supri
Wakil Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama Asad Said Ali (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdatul Ulama meminta laman berbau paham berbahaya yang belum terdeteksi oleh tim panel yang dibentuk Kemenkoninfo agar segera diblokir.

"Ada beberapa situs dari pantauan kami yang berbahaya dan berpotensi menyebarkan paham radikal seperti ISIS yang sampai saat ini belum ditutup ataupun diblokir, ini harus segera dilakukan tindakan," kata Wakil Ketua Umum PBNU Asad Said Ali di Jakarta, Jumat (10/4).

Hal tersebut diungkapkan Asad dalam diskusi bertema 'Efektifitas Pemblokiran Situs Radikal dalam Memerangi Terorisme' di Kampus Universitas Bhayangkara Jaya Raya, Jalan Dharmawangsa, Jakarta Selatan.

Laman yang diminta PBNU untuk diblokir tersebut antara lain adalah Milaibrahim, Ansyarudaullah, Ansaruttauhid, Jihadologi, Azzam blog, Sautusallam,dan Al-busro. Sebab, situs tersebut telah bermuatan negatif. "Ini muatannya sudah radikal bahkan ada yang sampai mengajarkan cara membuat bom. Kecurigaan kuat kami ini yang punya ISIS malah tidak diapa-apain," ujarnya.

Kendati demikian dirinya mendukung dan menghargai BNPT dan Kemenkominfo yang telah memblokir 19 laman yang dicurigai menyebarkan paham radikalisme dalam kontennya. "Saya menghargai pemblokir 19 situs. Bagus, ada ketegasan dan untuk soal 12 pengurus laman yang protes tidak apa-apa karena bisa direvisi kayak Dakwatuna.com itu kan dari PKS," kata mantan wakil kepala BIN tersebut.

Lebih lanjut, Asad berpendapat berbagai laman web yang mendukung ISIS mempunyai alamat dan pengelola yang jelas, maka BNPT dan Kominfo harus juga harus menindak tegas.

"Jadi menurut saya kriteria pemblokiran dalam kepemilikan siapa dan subtansinya bagaimana. Seperti misalnya ada situs milik NU kalau isinya membantu ISIS, ya ditegur juga, namun pemilikannya berafliasi ke ISIS langsung diblokir," ucapnya.

Asad menambahkan bahaya paham ISIS bukan hanya mengancam kehidupan berbangsa di Indonesia tapi juga dunia. "Kenapa bahaya, saya tegaskan paham ini bukan paham islam karena mengajarkan kebencian pada manusia lainnya bahkan pada umat Islam yang berlainan mahzab," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement