Jumat 10 Apr 2015 16:00 WIB

OTT KPK Dinilai Bermuatan Politis dan Balas Dendam

Rep: c82/ Red: Esthi Maharani
Anggota DPR Fraksi PDIP Adriansyah ditangkap KPK.
Foto: PDIP
Anggota DPR Fraksi PDIP Adriansyah ditangkap KPK.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nasir Djamil menilai penangkapan anggota Komisi IV DPR dari fraksi PDIP Adriansyah dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) berbau politis. Pasalnya, OTT tersebut dilakukan saat yang bersangkutan sedang mengikuti kongres PDIP di Bali.

"Pertanyaannya kok OTT dilakukan pada saat adanya Kongres PDIP, kan terkesan ada unsur politisnya," kata Nasir di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (10/4).

Bahkan, Nasir menilai, penangkapan tersebut bisa jadi merupakan bentuk balas dendam kepada PDIP.

Sebagaimana diketahui, Plt Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristianto membongkar pertemuan Abraham Samad selaku Ketua KPK saat itu dengan elite PDIP dalam tulisannya berjudul Rumah Kaca Abraham Samad.

"Akhirnya kan tidak bisa dilepaskan bahwa memberantas korupsi ada warna balas dendamnya," ujarnya.

Untuk diketahui, anggota Komisi IV DPR dari fraksi PDIP Adriansyah diamankan bersama seorang oknum anggota polisi dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK, Kamis (9/4) malam. Penangkapan berlangsung di salah satu hotel di Sanur, Bali saat PDIP sedang menggelar Kongres ke-IV.

OTT tersebut diduga terkait penyuapan kepada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Barang bukti yang disita KPK adalah uang tunai sebesar 40.000 dolar Amerika.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement