Sabtu 11 Apr 2015 15:51 WIB

Mega: Tak Mau Disebut Petugas Partai Silakan Keluar

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (kedua kanan) menerima palu dari Pimpinan Sidang Frans Lebu Raya (kedua kiri) seusai pengumuman pengurus DPP PDIP pada Kongres IV PDIP di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali, Jumat (10/4).
Foto: Antara/Andika Wahyu
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (kedua kanan) menerima palu dari Pimpinan Sidang Frans Lebu Raya (kedua kiri) seusai pengumuman pengurus DPP PDIP pada Kongres IV PDIP di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali, Jumat (10/4).

REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR--Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan periode 2015-2020, Megawati Soekarnoputri, menyilakan kader yang tak mau disebut sebagai petugas partai untuk keluar.

"Ingat kalian adalah petugas partai. Petugas partai itu adalah perpanjangan tangan dari partai," katanya saat menyampaikan pidato penutupan Kongres IV Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Sanur, Bali, Sabtu.

"Kalau kalian tidak mau disebut sebagai petugas partai, silakan keluar dari partai," katanya.

Ia menegaskan bahwa semua kader PDIP yang menduduki jabatan di legislatif maupun eksekutif di semua tingkatan adalah petugas partai.

Megawati juga menyinggung soal sebutan petugas partai ketika menyampaikan pidato politik pada pembukaan kongres Kamis (9/4).

Saat itu dia mengatakan proses seleksi kader untuk menduduki jabatan di struktur kepengurusan partai dilakukan dengan serangkaian pengujian kapasitas, kepemimpinan, loyalitas, dan dedikasi.

Dalam proses tersebut, Megawati mengatakan, ada beberapa kader yang enggan disebut sebagai petugas partai.

"Dari sikap tersebut, saya jadi lebih mengetahui karakter kader tersebut," katanya.

Ia menambahkan dari serangkaian seleksi yang dia lakukan dia menyimpulkan bahwa ada tiga kelompok kader di PDIP.

"Ada kader yang sungguh-sungguh ingin mengabdi di partai, kader yang ingin mencari keuntungan di partai, serta kader yang memanfaatkan partai untuk menjadi batu loncatan meraih jabatan yang lebih tinggi," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement