Sabtu 11 Apr 2015 17:08 WIB

Pengamat: Mega Mampu Cegah Terjadinya Perpecahan di PDIP

Rep: C23/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berbicara saat mengumumkan susunan pengurus DPP PDIP pada Kongres IV PDI Perjuangan di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali, Jumat (10/4). (Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berbicara saat mengumumkan susunan pengurus DPP PDIP pada Kongres IV PDI Perjuangan di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali, Jumat (10/4). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Jeirry Sumampow menilai kembali terpilihnya Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan, mampu menghindari partai berlambang banteng itu dari konflik internal.

"Karena Mega telah menjadi simbol PDIP. Pengangkatannya lagi mungkin dimaksudkan untuk mengindari konflik dan perpecahan di internal partai," jelasnya pada Republika, Sabtu (11/4). 

Ia melanjutkan, jadi wajar-wajar saja PDI Perjuangan mendeklarasikan Mega menjadi Ketum, karena sosoknya telah mengikat.

Jeirry menambahkan, untuk regenerasi partai, seharusnya PDIP bisa keluar dari bayang-bayang Mega. "Juga keluar dari bayang-bayang keluarga Soekarno," ucapnya.

Sebelumnya,  Megawati Soekarnoputri ditetapkan dan dilantik kembali menjadi Ketua Umum DPP PDI Perjuangan untuk periode 2015-2020 pada Kongres IV PDI Perjuangan di Sanur Bali, Kamis (9/4).

Penetapan dan pelantikan tersebut dilakukan pada rapat paripurna sesi I sidangnya dipimpin oleh Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement