Sabtu 11 Apr 2015 19:12 WIB

Dubes Saudi: Houthi Lebih Berbahaya dari ISIS dan al-Qaeda

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nasih Nasrullah
Dubes Arab Saudi untuk Indonesia Mustafa Ibrahim al-Mubarak saat jumpa pers di kediamannya, Jakarta, Sabtu (11/4)  terkait konflik Yaman.
Foto: Wihdah Hidayat Republika
Dubes Arab Saudi untuk Indonesia Mustafa Ibrahim al-Mubarak saat jumpa pers di kediamannya, Jakarta, Sabtu (11/4) terkait konflik Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kerajaan Arab Saudi melalui kedutaan besarnya di Jakarta, menegaskan bahwa akan melakukan apapun untuk menangkal pemberontakan yang dilakukan oleh Houthi di Yaman. Dubes Arab Saudi untuk Indonesia, Mustafa Ibrahim al-Mubarak bahkan mengatakan terlepas dari apapun keyakinan mereka, tindakan terorisme Houthi tersebut lebih kejam dibanding ISIS dan al-Qaeda.”Houthi lebih berbahaya karena lebih banyak membunuh dan meneror masyarakat sipil,” katanya saat menggelar jumpa pers di rumah dinasnya, Jakarta, Sabtu (11/4). Berikut ini petikan wawancara Mustafa dengan sejumlah awak media, termasuk wartawan Republika, Retno Ajeng Tejomukti:  

Bagaimana situasi Arab Saudi saat ini?

Kondisi Arab Saudi kondusif meski beberapa waktu lalu terjadi serangan di perbatasan yang berdampak staf pemerintah Arab Saudi menjadi salah satu korban.  Dua polisi kami tewas akibat serangan Houthi. Kami bertekad penuh bahwa terlepas dari apapun keyakinan mereka tindakan terorisme Houthi adalah yang paling kejam dibanding ISIS dan Al Qaeda.  Houthi lebih berbahaya kaerena lebih banyak membunuh dan meneror masyarakat sipil.

Ambisi Iran di kawasan sangat besar, termasuk Yaman. Menurut Anda?

Dunia telah mengetahui bagaimana hubungan Arab Saudi dengan Iran. Arab Saudi lebih mengutamakan kepentingan rakyat Yaman. Kami fokus menjaga stabilitas keamanan di wilayah tetangga kami.  Kami hanya fokus bagi negara dekat dengan Arab Saudi.  Kami tidak akan segan-segan melakukan apa saja demi keselamatan Yaman.

Muncul spekulasi, ada motif ekonomi di balik serangan koalisi. Benarkah demikian? 

Kami dan negara-negara teluk hanya menjaga keamanan Yaman. Ekonomi bukan fokus utama kami. Terkait jalur minyak milik Arab Saudi berada di timur sedangkan konflik ini terjadi di Selatan.

Masyarakat sipil terancam dalam konflik ini. Apa langkah pemerintah Anda?

Arab Saudi selalu berkordinasi dengan kedutaan besar negara-negara yang warga negaranya berada di Yaman. Kami membantu mereka melalui kedutaan besar di Riyad dan Jeddah.  Khusus Indonesia, dari Jakarta kami terus memantaunya.

Kami tentu meminimalisir korban sipil dari serangan. Kami sangat berhati-hati dalam melakukan serangan. Saat ini kelompok Houthi berada di pemukiman Yaman, dan mereka menginginkan seakan-akan serangan koalisi bertujuan menyerang masyarakat sipil Yaman. Koalisi berusaha sebisa mungkin untuk menarik Houthi keluar dari pemukiman Yaman.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement