REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Video diduga Sekretaris Daerah (Sekda) Banten Kurdi Matin di youtube yang berjudul 'SEKDA BANTEN AJAK MASYARAKAT MERAMPOK APBD BANTEN', terus menuai keritikan. Pengamat politik dari Universitas Sultan Ageng tirtayasa, Ikhsan Ahmad menyangkan ucapan yang dikeluarkan oleh seorang sekda Banten.
Apalagi, lanjut Ikhsan, sebagai seorang pemimpin dan elit birokrasi, harusnya mampu menjaga pembicaraannya. “Sebagai pemimpin dan elit birokrasi, setiap tindak tanduk termasuk ucapan harus hati-hati dan beretika,” katanya, Ahad (12/4)
Iksan juga mengatakan sekda Banten harus segera melakukan klarifikasi terhadap video yang telah tersebar tersebut, karena kata “rampok” yang dikeluarkan olek Sekda dalam video tersebut tidak mencerminkan keberadaban.
“Berkaitan dengan statement pak sekda dalam video tersebut, dia mesti mengkonfirmasinya secara tuntas apakah hal tersebut benar adanya atau tidak karena kata kata rampok jelas memiliki konotasi negatif yang tidak mencerminkan keadaban,” katanya.
Sekda Banten juga harus bisa menjelaskan dengan tuntas tentang isi dari perkataannya dalam pertemuan agar masayrakat dapat terkonfirmasi. “Terlepas dari proses yang sedang berjalan di kepolisian, setidaknya dalam video tersebut terkonfirmasi tanggal pertemuan yang bisa dijawab oleh sekda apakah memang ia terlibat atau tidak?,” ujarnya.
Video yang direkam dengan menggunakan handphone tersebut berdurasi 45 detik. Video tersebut menggambarkan Sekda Banten tengah ngobrol dengan sejumlah orang dalam sebuah ruangan. Dalam video tersebut Sekda Banten mengajak warga untuk merampok APBD. Namun tidak jelas dalam konteks apa percakapan tersebut terjadi.
Pada video tersebut, Kurdi mengatakan bahwa jika warga Banten merampok APBD Banten pun sah saja. “Karena dimanfaatkan oleh warga banten sendiri, begitulah kalau kasarnya mah,” ungkapnya dalam video tersebut.
Sementara, saat dikonfirmasi langsung via telepon, Kurdi mengatakan tidak pernah berbicara seperti itu, karenanya dia telah menggunakan tim Teknologi Informasi (IT) pemprov Banten untuk memeriksa terkait keaslian konten tersebut.
“Saya sama Tim IT sedang meneliti terlebih dahulu terkait konten dan judulnya, karena saya sendiri tidak pernah merasa berbicara seperti itu,” kata Kurdi, Selasa (7/4).