REPUBLIKA.CO.ID,MINNEAPOLIS -- Melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi ternama di Amerika Serikat, tentu menjadi impian bagi kaum pelajar baik di Amerika Serikat sendiri atau bagi kalangan pelajar di seluruh dunia.
Apalagi kampus yang termasuk ke dalam Ivy League, yaitu sebutan untuk delapan kampus ternama di Amerika yakni Harvard University, Columbia University, Cornell University, Dartmouth University, Brown University, University of Pennsylania, Princeton University dan Yale Univesity.
Muslimah dari Minnesota bernama Munira Khalif ternyata melampaui harapan itu. Ia berhasil lulus di delapan universitas tersebut. Serta tercatat diterima di kampus Stanford, Georgetown serta University of Minnesota.
Dikutip dari onislam.net, Khalif yang juga alumni dari Mounds Park Academy (MPA) mengaku sangat terkejut atas pencapaiannya.
"Saya sangat terkejut. Ini bagian yang terbaik bagi saya. Karena ini membuat keluarga saya gembira. Ini benar-benar berkah dari Tuhan," kata Khalif, akhir pekan lalu.
Selama belajar di tingkat SMA, Khalif mengetahui kampus-kampus yang menerimanya saat ini adalah kampus-kampus hebat yang juga diimpikannya.
Saking antusiasnya, Khalif hingga kini justru belum memutuskan akan memilih universitas mana ia akan melanjutkan studinya. Sebab, ia harus memikirkan dengan matang agar menjatuhkan pilihan yang tepat untuk terus mengembangkan potensi dirinya secara akademis.
“Menakjubkan bagi saya memiliki kesempatan untuk memilih di antara sekolah-sekolah ini karena mereka semua tempat yang luar biasa untuk belajar dan tumbuh," ujar Khalif.
Pencapaian yang diperoleh Khalif ini sebelumnya pada 2013 lalu juga pernah disabet oleh muslimah AS lainnya bernama Saheela Ibrahim. Di mana saat itu Saheela juga diterima di 13 perguruan tinggi bergengsi seperti MIT, University of Pennsylvania, Cornell, Brown, Princeton, Columbia, dan University of Chicago.
Saheela juga tercatat masuk ke dalam 50 remaja terpandai di dunia di usia yang baru menginjak 16 tahun.
Catatan prestisius yang ditorehkan Khalif ini juga secara terang-terangan dipuji oleh pendiri Direktur dan sekaligus pendiri MPA Randy Comfort. Randy melihat Khalif mengalami banyak perkembangan selama menjalani pendidikan yang ketat di MPA.
Randy berujar bahwa selama belajar di MPA, siswa-siswi termasuk Khalif dipacu agar dapat menjadi intelektual yang komunikatif dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi.