REPUBLIKA.CO.ID, YARMOUK -- Zeynab Daghestani (13 tahun), gadis remaja ini harus mengakhiri hidupnya dengan tragis usai dibunuh penembak jitu ISIS. Pembunuhan terhadap Zeynab dilakukan usai ia mencoba melarikan diri dari rumahnya untuk mencapai Yelda, sebuah distrik di dekatnya rumahnya di Yarmouk.
Zeynab merupakan satu dari ribuan penghuni camp Yarmouk, pengungsian warga Palestina di Suriah yang kini dalam cengkeraman ISIS. Banyak aksi-aksi melarikan diri dari ISIS yang berhasil, namun tak jarang juga yang harus berakhir tragis seperti Zeynab.
Jafra Foundation, sebuah LSM yang menyediakan fasilitas makanan dan darurat untuk pengungsi Yarmouk, mengatakan bahwa sang gadis remaja tewas pada 7 April 2015. Seorang pekerja LSM, Nina, yang tidak mau mengungkapkan nama belakangnya, menyebut bahwa Zeynab dibunuh pada malam hari.
"Orang-orang melarikan diri ke tempat lain yang lebih aman dan memungkinkan untuk menemukan makanan. Banyak keluarga terus meninggalkan Yarmouk," kata Nina dilansir ibTimes, Ahad (12/4).
Dilaporkan, sedikitnya telah ada 2.500 anggota keluarga yang telah mencapai Yelda. Mereka telah berlindung dan menghindari pertempuran yang mungkin akan berkecamuk di Yarmouk.
ISIS mengambil kontrol penuh kamp pengungsi Palestina yang terletak di dekat Damaskus itu sejak 4 April. Sejak saat itu, kelompok militan telah memerangi milisi Palestina dan menentang kehadirannya. Laporan mengkonfirmasi bahwa setidaknya sembilan orang Palestina telah dipenggal oleh pasukan ISIS.
Nina, mengutip Aknaf Bait al-Maqdis, sebuah kelompok pemberontak Palestina, menyatakan bahwa Isis juga menargetkan aktivis dan pekerja bantuan di dalam kamp pengungsi. Menurut Jafra, saat ini, Isis yang bergerak di dari utara Yarmouk telah mengambil alih distrik Suriah tetangga, Al-Hajar al-Aswad dan telah mampu menyudutkan para pemberontak Palestina di kamp selatan.