REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisruh sepak bola Tanah Air antara Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dengan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) terus berlanjut. Awalnya, Kemenpor mengirim surat kepada Presiden FIFA tertanggal 2 April 2015 lalu.
Dalam surat itu, Kemenpora beserta Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) memberikan hasil verifikasi klub peserta Indonesia Super League (ISL) 2015. Tidak hanya itu, pada surat yang dilampiri dengan satu set dokumen tersebut, Kemenpora mendorong PSSI agar patuh pada FIFA dan AFC Club Licensing Regulation.
Tapi tak disangka surat dukungan Kemenpora agar PSSI mematuhi aturan FIFA serta aturan organisasi, dibalas dengan surat ancaman. Padahal dalam surat Kemenpora kepada FIFA, tertulis jika Kemenpora ini sama sekali tidak ada tujuan untuk intervensi sebagaimana disebutkan pada Pasal 13 dan juga Pasal 17 dari Statuta FIFA. Kendati demkian, Kemenpora tidak terkejut dengan sikap FIFA tersebut.
"Kemenpora tidak terkejut dengan adanya tanggapan FIFA yang cenderung menyalahkan Kemenpora dan BOPI, meskipun baik dalam suratnya ke FIFA per tanggal 26 Pebruari 2015 dan kemudian juga 2 April 2015 tersebut Kemenpora jelas-jelas sudah berusaha keras meyakinkan FIFA dengan menyebutkan Kemenpora tidak ada niatan sama sekali untuk mengintervensi," ujar Deputi V Gatot S Dewobroto, Ahad (12/4)
Selain itu, Gatot juga mempertanyakan, mengapa surat yang hanya ditembuskan kepada Kemenpora, FIFA, dan AFC bisa beredar secara umum karena hanya tiga lembaga tersebut yang ditembusi surat tersebut. yakni FIFA, Kemenpora dan AFC, karena mereka yang dapat tembusan surat dari FIFA.
Selanjutnya, terkait syarat tambahan yang disebutkan FIFA yang diajukan oleh BOPI, pihaknya bersikeras bahwa tidak ada syarat tambahan seperti yang dituduhkan oleh FIFA. Justru syarat-syarat yang diajukan BOPI kepada klub-klub ISL berpatokan pada regulasi AFC dan PSSI sendiri. Maka sangat mengherankan jika FIFA menyebutkan jika BOPI menambahkan persyaratan untuk mendapatkan rekomendasi.
Sebelumnya, FIFA menyurati Kemenpora, pada Jumat (10/4) lalu. Surat FIFA tersebut dibuat atas nama Sekretaris Jenderal (Sekjen) FIFA, Jerome Valcke tertulis FIFA minta agar tidak mengintervensi PSSI sebagai induk sepak bola tertinggi di Indonesia.
Kemudian, Valcke menjelaskan juga menuliskan bahwa langkah yang dibuat Menpora Imam Nahrawi dan BOPI memberikan sejumlah persyaratan dalam proses verifikasi menyalahi statuta FIFA.
"Sehubungan dengan keikutsertaan klub di ISL musim 2015, kami menginformasikan kepada Anda (Kemenpora) semua anggota FIFA harus mengelola urusan mereka sendiri secara independen dan tanpa pengaruh pihak ketiga yang jelas diatur dalam pasal 13 dan 17 statuta FIFA," demikian isi surat terbuka FIFA itu.