REPUBLIKA.CO.ID,Secara sederhana, Tjokroaminoto mendefinisikan sosialisme sebagai suatu cara pandang hidup yang memikul tanggung jawab atas perbuatan kita bersama. Ia mendefinisikan bahwa sosialisme mengutamakan cara pandang pertemanan atau persahabatan sebagai unsur pengikat dalam kehidupan sosial masyarakat.
Dalam pandangan Tjokroaminoto, pengertian sosialisme sangatlah luas. “Sosialisme bukan hanya bicara tentang urusan hak milik atas alat-alat produksi (property right), melainkan juga mengandung azas-azas falsafah atau agama. Sosialisme yang wajib dituntut oleh umat Islam adalah sosialisme yang berdasarkan azas-azas Islam.”
Tjokroaminoto menuliskan, “Kalau kita menyebutkan sosialisme itu satu peraturan tentang urusan harta benda, (economisch stelsel), maka tidaklah kita maksudkan, bahwa sosialisme itu tidak juga mempelajari ajaran-ajaran agama dan falsafah (wijsgeering). Sosialisme yang kita tuju bermaksud mencari keselamatan dunia dan keselamatan akherat.”
Pandangan Tjokroaminoto tersebut merupakan kritik terhadap pandangan sosialisme Barat. Ia mengemukakan bahwa secara perlahan-lahan pergerakan para sosialis di Barat mengarah pada sosialisme kebendaan (stoffelijke dingen/materialism).
Paham sosialisme ini memandang kebutuhan akan materi sebagai kebutuhan sejati yang dimiliki setiap manusia.