REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Wali Kota Sukabumi, Jawa Barat, M Muraz mengatakan seni dan kebudayaan Sunda, Jawa Barat bisa membantu dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean atau MEA, karena mempunyai nilai ekonomi yang tak terbatas.
"Seni dan kebudayaan Sunda mempunyai nilai ekonomi yang tidak terbatas, khususnya membantu serbuan kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia khususnya Kota Sukabumi melalui berbagai produk jasa maupun perdagangan," katanya di Sukabumi, Ahad (12/4).
Menurutnya, melalui kesenian dan kebudayaan Sunda ini diharapkan bisa mencegah pengusahaan produk asing di negeri sendiri, karena melalui kearifan lokal ini, masyarakat akan lebih mencintai atau menyukai produk dalam negeri negeri karya anak bangsa.
Selain itu, jangan sampai produk-produk asing menguasi bidang jasa dan perdagangan yang dampak negatifnya warga menjadi ketergantungan dengan produk yang belum tentu kualitas dan kehalalannya.
Seni dan kebudayaan Sunda tidak hanya dalam bentuk pagelaran seni saja seperti wayang golek, tari jaipong dan lain-lain. Tetapi, bisa dalam bentuk jasa dan perdagangan seperti makanan tradisional atau khas, pakaian dan lain-lain.
Bahkan pihaknya juga memberikan apresiasi kepada komunitas pecinta karinding (alat musik khas Sunda) yang terus menggemborkan kearifan lokal tersebut yang imbas positifnya mampu menjadi nilai ekonomi.
"Mau tidak mau kita harus melaksanakan MEA, tetapi yang harus disiapkan adalah cara menghadapinya agar jangan sampai produk bangsa ini terkikis oleh produk asing sehingga negara kita menjadi negara yang ketergantungan produk impor dan hanya bisa mengkonsumsi saja tetapi tidak bisa memproduksi," tambahnya.
Ia mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat agar terus melestarikan dan mengembangkan seni dan kebudayaan Sunda bukan, karena kearifan lokal ini tidak hanya disukai oleh warga Kota Sukabumi saja serta Indonesia saja.
Tetapi lanjut dia masyarakat dunia tetapi menjadi kebanggaan negara, bahkan warga asing pun banyak yang sudah mendalami kebudayaan Sunda.