REPUBLIKA.CO.ID, SINAI -- Dua ledakan berbeda terjadi di wilayah Sinai, Mesir, Ahad (12/4) waktu setempat. Sedikitnya 13 orang tewas dan puluhan luka-luka akibat serangan ini.
Dua serangan bom itu terjadi terpisah dan menargetkan pasukan keamanan Mesir di Semenanjung Sinai. Akibatnya sedikitnya 13 orang dan puluhan orang luka-luka.
Pengeboman ini merupakan aksi terbaru dalam gelombang kekerasan di wilayah terkena pemberontakan.
Militer Mesir mengatakan, sebuah bom pinggir jalan meledak disebabkan militan. Akibatnya, enam tentara tewas dan melukai dua orang lainnya dalam serangan terhadap sebuah kendaraan militer lapis baja di Kota Sheikh Zuweid, di sebelah utara Sinai.
"Dua orang dari mereka yang tewas adalah petugas," katanya dikutip dari laman Al Arabiya, Senin (13/4).
Tentara Mesir dalam sebuah pernyataan menuding kelompok teroris dan elemen ekstrimis berada di balik serangan itu.
Pada hari yang sama, sebuah bom yang menargetkan kantor polisi di Kota al-Arish, ibukota Governorat Sinai Utara meledak dan menewaskan sedikitnya tujuh orang dan melukai 44 orang lainnya.
Sumber medis menambahkan bahwa dua warga sipil dan anggota keamanan berada di antara korban.
Kementerian Dalam Negeri Mesir mengatakan lima polisi dan seorang warga sipil tewas dalam ledakan. Pernyataan itu dijelaskan pada halaman resmi Facebook sebagai serangan bunuh diri.
Ledakan itu juga menyebabkan kerusakan material berat. Akun Twitter Provinsi Sinai juga mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.