REPUBLIKA.CO.ID, TANAH ABANG -- Beralihnya bajaj dari bahan bakar minyak ke bahan bakar gas (BBG) ternyata bikin warga Jakarta makin kepincut dengan transportasi umum beroda tiga ini. Meski tarifnya lebih mahal dari bajaj versi sebelumnya yang berwarna oranye, bajaj yang kini berbaju biru dirasa lebih nyaman.
Maryati, warga Tanah Abang, Jakarta, salah satu yang mengaku senang dengan kehadiran bajaj biru. Menurutnya kini kendaraan itu lebih nyaman dan tidak berisik.
Selain itu, bajaj BBG ini, menurutnya ramah lingkungan. “Enak, tidak berisik, sopirnya juga ramah,” kata Maryati, akhir pekan lalu.
Karena penggunaan bahan bakar gas, menurut dia, membuat bajaj biru tidak berisik. Asap kenalpotnya juga tidak mencemari udara seperti sebelumnya.
Meski dari sisi tarif, Maryati mengakui bajaj biru lebih mahal dari yang oranye. Namun ia tetap menggunakan bajaj biru karena ada rasa nyaman dan aman dibandingkan bajaj sebelumnya.
Hala senada diungkapkan Ihda, mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di Salemba, Jakarta Pusat. Saat pertama kali menggunakan bajaj baru ini pada 2013, ia mengaku bak naik motor yang ada atapnya: nyaman dan tidak goyang-goyang. Selain itu kondisinya juga lebih bagus karena masih terbilang baru.
Pemerintah DKI melakukan konversi bahan bakar minyak ke gas untuk angkutan bajaj sejak 2006. Dari total 14 ribuan bajaj oranye yang masih berbahan minyak, baru 5000-an yang menggantinya dengan gas.
Pada tahun ini, diharapkan ada 2000-an bajaj biru lainnya yang beroperasi. Pemerintah berharap pada 2016 program konversi ini selesai dan semua bajaj sudah menggunakan gas (BBG).