REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meskipun kondisi Yaman yang semakin memburuk, masih ada beberapa WNI di Yaman yang menolak untuk dievakuasi. Mereka beranggapan situasinya masih aman.
Sebelumnya, Tim Percepatan Evakuasi WNI wilayah Timur Yaman yang dipimpin oleh diplomat muda Yusron Ambari berhasil masuk dari perbatasan Oman ke kota Tareem (4/4), namun hanya 48 orang di Tareem yg mendaftarkan diri untuk evakuasi.
Demikian pula WNI di Al Mulkalla. Ketika Yusran dan timnya yang terdiri dari polisi dan BIN berhasil memasuki kota tersebut (9/4), hanya 40 WNI yang berminat evakuasi.
Namun demikian setelah diberikan pendekatan persuasif dengan Yusran dan Tim Percepatan, jumlah WNI yang bersedia evakuasi menjadi lebih dari 600 di Tareem dan hampir 300 di Al Mukalla.
"Kami mengedepankan pendekatan persuasif dalam memberikan perlindungan kepada WNI disini. Kami melakukan pertemuan dengan pelajar dan juga pimpinan lembaga pendidikan. Mereka menyambut positif upaya kita", ujar AKPB Tofik Ismail, yang menjadi wakil Yusran di Ketua Tim Percepatan Evakuasi WNI.
Operasi evakuasi Yaman melibatkan lima Perwakilan RI yaitu KBRI Sana’a, KBRI Riyadh, KBRI Muscat, KBRI Addis Ababa yang merangkap Djibouti dan KJRI Jeddah.
Hingga kini, masih terdapat sejumlah WNI yang berada diberbagai penampungan, menunggu evakuasi selanjutnya dengan rincian di Sana’a 58 orang, Hudaydah 37 orang, Tarim 423 orang, Mukalla 260 orang, dan Aden 111 orang.