REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para mahasiswa yang bersekolah di Yaman diberikan dispensasi oleh pihak Universitas Al Ahqaf dan diizinkan untuk ikut dalam evakuasi, setelah sebelumnya pihak Universitas tidak mengijinkan mahasiswanya ikut evakuasi.
Dispensasi yang diberikan adalah bila nantinya mereka kembali ke Yaman tidak perlu mengulang setahun dan tinggal menyelesaikan apa yang pada saat evakuasi memang belum diselesaikan. Namun, jika konflik berlarut larut maka para mahasiswa diijinkan untuk menyelesaikan di cabang Universitas Al Ahqaf di Cirebon.
"Setelah melunakkan pimpinan Universitas, dengan pendekatan persuasif, akhirnya mereka mengizinkan," kata Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia Kemenlu, Lalu Muhammad Iqbal, Senin (13/4).
Adapun pada hari ini sebanyak 90 WNI yang dievakuasi dari Yaman direncanakan tiba di Bandara Halim Perdanakusuma pagi ini. Mereka dievakuasi dengan menggunakan pesawat Boeing 737-400 milik TNI Angkatan Udara.
Sedangkan Selasa besok, sebanyak 360 WNI dijadwalkan akan tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten, pukul 10.00 WIB menggunakan charter flight.
Operasi evakuasi Yaman melibatkan lima Perwakilan RI yaitu KBRI Sana’a, KBRI Riyadh, KBRI Muscat, KBRI Addis Ababa yang merangkap Djibouti dan KJRI Jeddah.
Hingga kini, masih terdapat sejumlah WNI yang berada dipelbagai penampungan, menunggu evakuasi selanjutnya dengan rincian di Sana’a 58 orang, Hudaydah 37 orang, Tarim 423 orang, Mukalla 260 orang, dan Aden 111 orang.