REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengaku tidak terkejut dengan tanggapan dari FIFA yang cenderung menyalahkan pemerintah dan BOPI dalam persoalan kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015. BOPI yang didukung Kemenpora mengeluarkan rekomendasi pelarangan Persebaya dan Arema Cronus berlaga diISL (2015).
"Memang kami belum memegang bentuk fisik surat itu. Surat yang saya terima baru berupa PDF yang justru dari pihak lain di luar FIFA dan AFC. Bahkan bukan dari pegawai Kemenpora," kata juru bicara Kemenpora Gatot S Dewa Broto saat dihubungi ROL, Senin (13/4).
Pria yang juga menjabat sebagai Deputi Kemenpora Bidang Harmonisasi dan Kemitraan itu menjelaskan surat dari induk organisasi sepak bola dunia itu kurang tepat. Karena dalam surat Menpora yang dikirimkan ke FIFA per 26 Februari dan 2 April sudah dijelaskan perihal tidak berniat melakukan intervensi kepada PSSI.
"Dalam surat tanggapannya tersebut di antaranya menyebutkan bahwa FIFA menyalahkan Kemenpora dan BOPI karena mewajibkan juga kriteria tambahan," katanya.
Menurut dia, pernyataan FIFA tersebut sepenuhnya salah, karena kewajiban yang dipersyaratkan tersebut bersifat wajib, bukan kriteria tambahan dan jelas disebut pada FIFA Club Licensing Regulation, Club Licensing Regulation, dan bahkan juga dalam PSSI Club Licensing Regulation.