Selasa 14 Apr 2015 08:22 WIB

Motivasi Ahok Pertahankan Saham Produsen Bir Dipertanyakan

Rep: DR Meta Novia/ Red: Erik Purnama Putra
Menpan RB Yuddy Chrisnandi salam komando bersama Gubernur Ahok.
Menpan RB Yuddy Chrisnandi salam komando bersama Gubernur Ahok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PKS, Nasrullah mempertanyakan motivasi Gubernur Basuki Tjahja Purnama alias Ahok yang mempertahankan kepemilikan saham Pemprov DKI Jakarta di PT Delta Djakarta. Padahal PT Delta Djakarta merupakan produsen minuman beralkohol.

"Kepemilikan saham pemprov DKI di perusahaan pembuat minuman beralkohol itu kontra produktif. Sebab Pemprov DKI Jakarta punya kewajiban menciptakan keamanan dan ketertiban di masyarakat," katanya, Selasa, (14/4).

Selama ini, ujar Nasrullah, berbagai macam tindakan kriminal sering dimulai dengan minum alkohol. Jadi rasanya tidak pantas kalau pemerintah yang bertugas menciptakan keamanan malah mempertahankan saham di perusahaan pembuat minuman alkohol.

Menurutnya, pendapatan dari investasi di PT Delta Djakarta dapat diganti dengan investasi di sektor yang lebih baik. Masih banyak sektor lain yang lebih positif bisa dimasuki oleh pemprov.

Sebelumnya, kepemilikan saham Pemprov DKI di PT Delta Djakarta juga mendapatkan kritikan dari  Kemendagri di RAPBD 2015. Ini menunjukkan  investasi Pemprov DKI di perusahaan penghasil minuman alkohol tak tepat.

Saat ini, Pemprov DKI memiliki saham sebesar 26,25 persen di PT Delta Djakarta. Sebelumnya, Ahok menyatakan tetap mempertahankan saham yang dimiliki Pemprov. Pasalnya, tidak ada yang salah dengan minuman beralkohol.

"Kita punya saham, kita lanjut saja. Bir salahnya di mana? Ada nggak orang mati gara-gara minum bir? Orang mati kan minum oplosan yang cap topi miring macam-macam, ada nggak orang minum bir yang mabok?" kata Ahok.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement