Selasa 14 Apr 2015 17:30 WIB

Pemerintah Optimis Pembangunan Kilang BBM Kelar Sebelum 2019

Rep: C84/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sebuah kilang minyak lepas pantai di Selat Malaka di Provinsi Riau.
Foto: Antara/FB Anggoro
Sebuah kilang minyak lepas pantai di Selat Malaka di Provinsi Riau.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo yakin proyek pembangunan kilang penyimpanan bahan bakar minyak (BBM) berkapasitas sebesar 2,7 juta kiloliter (kl) dapat terealisasi dalam lima tahun mendatang.

"Proyek yang masuk dalam agenda Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) itu diprediksi akan selesai sebelum 2019," ujarnya dalam acara Indonesia Supply Chain Management (SCM) Summit 2015 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (14/4).

Indroyono menambahkan, pembangunan kilang pengolahan minyak, fasilitas penyimpanan BBM, dan elpiji telah disepakati dalam agenda prioritas yang ada dalam RPJMN. Hal ini dilakukan dalam rangka menambah ketersediaan energi primer migas dan batubara.

Selain itu, pemerintah juga akan membangyn tujuh unit fasilitas penyimpanan dan pengolahan terapung gas alam cair atau floating storage regasification unit (FSRU). Indroyono melanjutkan, revitalisasi stasiun regasifikasi di Arun, Aceh yang menerima gas dari Lapangan Tangguh, Papua, diperlukan untuk bahan bakar pembangkit listrik di Aceh dan Sumatera utara.

Ia menambahkan, pemerintah juga berkeinginan membangun FSRU di Bali untuk menyalurkan gas ke pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU). Ia menegaskan, sejumlah langkah yang diambil pemerintah ini dilakukan demi terciptanya kedaulatan energi di tanah air.

"Pemerintah juga menargetkan pembangunan 6.300 km pipa gas dalam 5 tahun ke depan, dan pembangunan 118 unit Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) baru," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement