REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Terorisme, Al-Chaidar menilai teroris lebih pantas mendapatkan remisi ketimbang koruptor. Alasannya, teroris merupakan sesama umat Islam yang hanya salah jalan. Sedangkan koruptor merupakan kejahatan luar biasa yang merugikan banyak rakyat dan dilakukan berulang kali.
Chaidar menilai, sifat dari orang yang dianggap teroris sendiri sebenarnya baik hati dan memiliki nilai kehidupan yang luhur. Maka, kata Chaidar, ketika teroris diberikan kesempatan untuk mendapat remisi, ia akan lebih berterimakasih dan berusaha untuk tidak melakukan hal yang sama.
"Kalau koruptor bisa saja melakukan hal sama setelah bebas. Apalagi hukumannya terbilang ringan. Jika teroris, ia dipastikan tidak lagi mengulangi hal yang sama, maka ia berhak mendapat remisi," ujar Chaidar saat dihubungi Republika, Selasa (14/4).
Chaidar menilai, remisi tersebut akhirnya akan memberikan kesempatan untuk terduga teroris merubah hidupnya lebih baik. Negara harus bisa memberikan pemahaman kepada para mantan teroris bahwa mereka bukan musuh negara, tetapi warga yang dilindungi. Negara bukan sebagai musuh, tetapi sebagai wadah untuk bisa hidup terjamin dan aman.
Dia juga menilai, semua orang berhak untuk diberikan kepercayaan untuk menjadi lebih baik lagi. Chaidar memastikan bahwa persoalan terorisme itu hanya persoalan salah jalan.