Rabu 15 Apr 2015 11:12 WIB

Kaum Lansia Harus Dibekali Perlindungan Finansial

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Indah Wulandari
Lansia, ilustrasi
Foto: Republika
Lansia, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --Keamanan perekonomian kaum perempuan lanjut usia (lansia) dalam harus didukung dengan perlindungan finansial dan sosial untuk mereka.

“Perlindungan finansial dan sosial untuk perempuan lansia menjadi area spesifik yang membutuhkan perhatian semua pihak,” kata pengurus Asosiasi Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita (PPSW) Tri Endang Sulistyowati, Rabu (15/4).

Hal tersebut harus dipikirkan karena tren demografi di Asia telah mengalami pergeseran yang sangat signifikan. Jumlah penduduk lansia semakin meningkat dan jumlah manula di Indonesia terbesar kelima di dunia.

Sensus penduduk pada 2010 mencatat sebanyak 18,1 juta penduduk lansia di Indonesia. Bahkan, dalam 10 tahun mendatang diperkirakan jumlahnya meningkat hampir 60 persen ke sekitar angka 28,8 juta. Proporsi lansia perempuan juga diprediksikan akan lebih banyak dibandingkan laki-laki.

“Untuk itu, salah satu solusi dalam menjawab tantangan ini adalah dengan memberikan pendidikan keuangan bagi perempuan berusia 40 tahun keatas. Hal ini juga sejalan dengan agenda lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia,” katanya.

Ia menyebutkan, Asosiasi PPSW pada tahun 2010 lalu bekerja sama dengan Citi Peka menginisiasi program pendidikan keuangan untuk perempuan usia diatas 40 tahun.

Program ini merupakan adaptasi dari Tsao Foundation Singapura dan bertujuan mempersiapkan perempuan-perempuan yang rentan dan marginal di wilayah pedesaan dan perkotaan menjadi lebih mandiri, sehat, dan sejahtera dalam menghadapi masa tua nanti.

Dia mengklaim, program pendidikan ini telah terbukti dapat memberikan pengaruh positif terhadap keoptimisan dan kesejahteraan wanita dalam untuk menatap masa tuanya.

Hasil penelitian terhadap dampak program tersebut mencatat bahwa 44,1 persen dari peserta program telah mampu membuat rencana keuangan, 37,5 persen bisa membuat rencana usaha ekonomi produktif, dan sebanyak 56,7 persen telah mandiri dan optimistis menghadapi masa tua dengan berbagai usaha yang dilakukan.

“Ini sebagai bagian dari perlindungan finansial dan sosial,” katanya.

Vice President Corporate Affairs Citi Indonesia Puni Anjungsari mengatakan, program pendidikan keuangan dijalankan selaras dengan program  Asosiasi PPSW.

“Hal ini sejalan dengan tujuan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) Citi agar masyarakat memiliki pengetahuan keuangan, sehingga masyarakat Indonesia bisa menjadi lebih maju dan berkembang,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement