Rabu 15 Apr 2015 11:35 WIB

Standing Crop Bantu Infokan Pertumbuhan Padi

Rep: c 12/ Red: Indah Wulandari
Seorang petani menyemprotkan pestisida pada tanaman padi di areal sawah.
Foto: Antara
Seorang petani menyemprotkan pestisida pada tanaman padi di areal sawah.

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Informasi terkait pertumbuhan padi (standing crop) yang diperoleh melalui Sistem Informasi Kalender Tanam (Katam) Terpadu versi 2.1 dinilai harus segera disosialisasikan  kepada para petani.

Sistem informasi Katam tersebut menggunakan data citra satelit yang dimiliki NASA. "Ini menjadi bahan perencanaan untuk propinsi sampai tataran penyuluh dan petani," ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Haryono, Selasa (14/4) kemarin.

Hal itu, ujarnya, perlu dilakukan secepatnya karena bisa membantu para petani dalam merencanakan masa tanam dan masa panennya.

Ia menjelaskan, informasi pertumbuhan padi tersebut terbagi menjadi empat fase, vegetatif 1 (umur 1-21 hari), vegetatif 2 (22-42), generatif 1 (43-70), dan generatif 2 (71-110).

"Nah, jadi ini harus diinformasikan secepatnya misal v1 (vegetatif 1) itu perlu puopuk segera, di mana itu, di kecamatan mana, kita pantau, nah itu dari informasi per kabupaten dan per kecamatan," tutur dia.

Selain itu, informasi standing crop tersebut juga akan membuat pemerintah daerah bisa memantau dan mempersiapkan wilayah mana saja yang memerlukan pompa atau pengairan yang lebih, di musim kemarau.

"Kita jadi bisa mempersiapkan untuk menghadapi musim kemarau," tutur dia.

Wilayah yang akan mengalami kekeringan lebih dulu di Jawa Barat, kata dia, yakni Bekasi, Karawang, Cirebon, Kuningan, dan Gunung Kidul serta Lamongan.

"Daerah ini harus mempersiapkan ini. Semua ini dari informasi kalender tanam dan standing crop itu, lengkap," tambah dia.

Caranya agar sampai ke petani, sehingga mereka bisa menggunakan informasi tersebut, Haryono menyatakan akan memanfaatkan struktur yang ada di tataran daerah.

Nantinya, para penyuluh ataupun petani bisa mengakses informasi tersebut melalui pesan singkat, email dan juga website.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement