Kamis 16 Apr 2015 08:18 WIB

NU: Negara Wajib Lindungi Warganya tak Terjerat Prostitusi Online

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Indah Wulandari
Akun Twitter milik Deudeuh
Akun Twitter milik Deudeuh

REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK -- Kasus kematian  Deudeuh Alfi Sahrin menguak fenomena prostitusi online. Pemerintah didesak untuk segera memutus jaringan perzinahan online tersebut.

"Kalau ada kasus prostitusi menggunakan media sosial, bukan Facebook, Twitter atau media sosial lainnya yang dihapus. Tapi, akunnya yang harus diblokir. Ini membutuhkan kejelian, bukti dan data yang akurat dari pihak kepolisian atau dalam mengungkap cyber crime," papar Ketua PC NU Kota Depok Raden Salamun, Kamis (16/4).

Ia menilai, munculnya prostitusi online melalui media sosial (medsos)  merupakan sebuah keniscayaan. Pasalnya, dengan kemajuan teknologi masyarakat tidak bisa lepas dari dunia maya sebagai sarana informasi, hiburan, dan lainnya.

Namun, bila medsos digunakan untuk sarana kejahatan seperti prostitusi, judi, human trafficking, pornografi, dan lainnya, Salamun  meminta agar pihak kepolisian lebih perhatian dalam menangani kejahatan di dunia maya.

"Memang, dalam penggunaan media sosial adalah tergantung dari mental penggunanya. Namun, negara wajib melindungi warganya agar tidak terjerat dalam kasus prostitusi online, pornografi dan kejahatan kriminal dalam dunia maya. Langkah ini, juga harus mendapat dukungan dari masyarakat maupun organisasi massa," jelasnya.

Menurutnya, agar tidak menjadi korban kejahatan di dunia maya peran keluarga sangat penting. Ia menambahkan, sebagai orang tua harus jeli dan waspada kepada anaknya dalam mengakses internet agar tidak terjerumus dalam hal yang negatif.

Selanjutnya, peran negara dalam mewujudkan internet yang positif serta dalam pemblokiran situs seperti pornografi secara gratis ataupun bayar perlu mendapat dukungan.

"Menkominfo perlu melakukan langkah dalam pembatasan  prostitusi melalui medsos. Selain itu, Menteri Pendidikan juga diharapkan gencar dalam mensosialisasikan pada masyarakat," harap Salamun.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement