REPUBLIKA.CO.ID, KOBAR -- Pembangunan Monumen Peringatan Keselamatan Penerbangan ditujukan sebagai peringatan keluarga korban jatuhnya pesawat Airasia QZ 8501 dan pusat studi keselamatan transportasi darat, udara dan laut baik tingkat nasional maupun internasional. Namun selain itu, bagi Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah, adanya monumen tersebut nantinya bisa menjadi destinasi pariwisata yang bisa berdampak ekonomi bagi masyarakat.
“Monumen memiliki arti penting sebagai prasasti dengan nama-nama korban Airasia, selain sebagai pusat studi keselamatan transportasi darat, udara dan laut baik tingkat nasional maupun internasional, ” kata Bupati Kotawaringin Barat Ujang Iskandar dalam siaran persnya, Kamis (16/4).
Monumen yang dibangun, juga bisa menjadi tempat berdoa dan berkumpul serta tabur bunga bagi keluarga korban Airasia setiap 28 Desember. Bagi para stake holder transportasi bisa melakukan kajian dan pembahasan mengenai keselamatan penumpang.
“Disamping itu, monumen akan dibangun gedung tempat berkumpul bagi keluarga korban, para stakeholder dan tempat pembicaraan keselamatan, ” katanya.
Bagi Kotawaringin Barat, lanjut Ujang, adanya monumen tersebut nantinya bisa menjadi destinasi pariwisata yang bisa berdampak ekonomi bagi masyarakat. “Pasca dibangunnya monumen tersebut, diharapkan bisa menjadi destinasi pariwisata unggulan di Kobar yang berdampak positif ekonomi bagi masyarakat, ” tandasnya.