REPUBLIKA.CO.ID, RAMADI-- Kelompok militan ISIS kembali meningkatkan serangan dan berhasil menguasai tiga desa di sebelah timur Ramadi, ibu kota Provinsi Anbar, Irak pada Rabu (15/4). Warga pun mulai melarikan diri dari tiga desa tersebut setelah ditangkapi oleh kelompok radikal tersebut.
Penasihat untuk wali kota Anbar, Aziz Khalaf al-Tarmouz menceritakan bahwa telah terjadi 'pertempuran sengit' terjadi antara pasukan keamanan Irak dan relawan suku setempat terhadap ISIS di Ramadi yang memiliki jarak 110 km dari Baghdad.
Tarmouz mengatakan adanya penguatan militer dan mendesak agar koalisi serangan udara internasional pimpinan Amerika Serikat dapat membantu mereka melawan ISIS.
"Pasukan keamanan yang terdiri dari tentara, polisi dan pasukan darurat bersama dengan para relawan terjebak dalam pertempuran sengit melawan kelompok teroris ISIS di daerah Albu-Ghanim, Albu Sodeh, dan Albo Mahal di Ramadi Timur," kata Tarmouz seperti dilansir dari Al Arabiya.
Menurutnya, pasukan keamanan dan pasukan relawan perlu melakukan konsolidasi dengan militer. Saat ini, sambung dia, Irak sangat membutuhkan bantuan dari koalisi internasional dan pasukan Irak untuk mendukung tim keamanan di sana.
Wakil Kepala Dewan Provinsi Anbar, Falih Essawi, mengungkapkan belum jelas berapa banyak pasukan pemerintah Irak yang mampu bertahan di garis depan melawan serangan ISIS. Karena, bisa saja dalam waktu beberapa jam seluruh wilayah Ramadi bisa saja jatuh ke tangan ISIS.
Sampai saat ini, hanya wilayah Ramadi sebelah barat yang masih dalam kendali pemerintah Irak. Meskipun demikian, Essawi menyatakan wilayah tersebut pun kini dalam ancaman. Salah seorang warga memaparkan bahwa ISIS melancarkan serangan saat fajar di sebelah timur kota tersebut, dan merebut desa Sjariyah, Albu-Ghanim dan Soufiya, yang sebelumnya berada di bawah kendali pemerintah.
"Saat ini pertempuran masih berlangsung di tepi timur Ramadi sekitar dua kilometer dari gedung pemerintah," ucapnya.