Kamis 16 Apr 2015 16:44 WIB

Perbaiki Kinerja, Jokowi Dinilai Perlu 'Reshuffle' Kabinet

Presiden Jokowi berdialog bersama petani Kabupaten Dompu, Sabtu (11/4).
Foto: Setkab
Presiden Jokowi berdialog bersama petani Kabupaten Dompu, Sabtu (11/4).

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Pengamat sosiologi politik dari Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Rudy Harold mengatakan, Presiden Joko Widodo perlu melakukan "reshuffle" kabinet untuk menata kembali kinerja pemerintahan yang dinilai tidak optimal.

"Melihat masa kerja kabinet enam bulan ini, hanya ada beberapa menteri saja yang aktif dan berperan serta dalam menjalankan tugas dan program diberikan Presiden Jokowi, sementara yang lain terkesan jalan sendiri," kata Rudy, Kamis.

Salah satu menteri dengan kinerja cukup bagus dan perlu dipertahankan presiden yaitu Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Putjiastuti.

"Selama menjabat ia sudah memperlihatkan perubahan-peruhan yang lebih baik dibanding kementerian lainnya," katanya.

Ketegasannya dalam memimpin serta mengimplementasikan ide-idenya dari presiden berdampak baik bagi pemberdayaan kelautan di Indonesia.

"Apalagi ketegasannya untuk menenggelamkan kapal-kapal ilegal yang masuk ke wilayah perairan Indonesia sangat diapresiasi dengan baik," tambah Sekretaris Jurusan Ilmu Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial ini.

Proses reshuffle nanti jika diambil oleh Presiden Jokowi, agar menghindari intervensi politik dan memilih orang-orang yang menguasai bidang tugasnya.

"Sebaiknya tidak mempetakan antara figur profesional dan profesional politik. Yang penting adalah figur itu menguasai bidang tugasnya, walaupun dia dari parpol," ujarnya.

Rudy menilai presiden harus berani mengambil ketegasan, tidak menunggu perintah parpol-parpol pengusung, karena mempunyai hak prerogratif dalam hukum ketatanegaraan.

Kabinet yang perlu ditinjau dan dievaluasi ada di bidang perekonomian, karena banyak masalah kompleks dihadapi saat ini, seperti sektor minyak dan gas, melemahnya nilai rupiah hingga harga stok kebutuhan pokok yang naik-turun.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement