REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri konstruksi Indonesia diproyeksikan tumbuh sebesar 14,26 persen pada 2015 dan memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi negara.
"IAI menyadari bahwa sektor pertumbuhan konstruksi memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi negara-negara ASEAN, terutama di negara-negara seperti Indonesia dan Myanmar," kata Sekjen Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Satrio S Herlambang dalam siaran pers yang diterima Antara, Kamis (16/4).
Menurut dia, potensi pertumbuhan pasar konstruksi sangatlah besar karena tingginya jumlah permintaan pembangunan infrastruktur bersamaan dengan banyaknya tantangan yang harus dihadapi.
"Begitu juga dengan industri konstrusksi di Myanmar berkembang secara eksponensial sebesar 14,52 persen dari 2009 hingga 2013 seiring dengan kenaikan populasi dan pertumbuhan ekonomi yang kuat," katanya.
Sebagai contoh, kata dia, Myanmar Real Estate and Construction Monitor melihat meningkatnya ketertarikan dari perusahaan bangunan dan konstruksi Indonesia untuk mengambil peluang di Myanmar.
"Perusahaan seperti Ciputra, Lippo Group and Wijaya Karya (WIKA) telah memiliki kesepakatan untuk melakukan proyek pengembangan di sana," tuturnya.
Ia menjelaskan, WIKA yang merupakan kontraktor Indonesia memiliki proyek penggembangan multi fungsi di Yangon senilai 270 juta dolar AS mencangkup komersial dan residensial unit yang akan siap pada 2017.
"Sedangkan Lippo Group, pemilik operator rumah sakit swasta terbesar di Indonesia, pengembang property dan usaha ritel berencana untuk membangun 15 rumah sakit baru di Myanmar dalam waktu 20 tahun dan juga melihat potensi di sektor ritel," ujarnya.