REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petugas Jatanras Polda Metro Jaya menangkap pria bernama Prio Santoso (26), pelaku pembunuhan terhadap Deudeuh Alfisahrin (29). Prio ditangkap di sebuah rumah yang berada di daerah Bogor, pada Rabu (15/4) dini hari kemarin.
Prio menjadi buronan polisi setelah membunuh Deudeuh di dalam indekos yang terletak di Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (10/4) malam.
Prio mengakui sangat menyesal telah membunuh Empi sapaan akrab Deudeuh. Ia mengaku emosi ketika dihina oleh Empi hingga akhirnya harus menghilangkan nyawa janda beranak satu tersebut.
"Saya dibilang bau badan yang membuat Empi merasa ingin pingsan. Saya tidak terima akhirnya saya kesal dan menyiksa Empi," ujarnya.
Ia menjelaskan sesaat sebelum kejadia ia datang pukul 19.30 WIB ke indekos Empi. Saat masuk, tidak ada orang sama sekali yang melihat dirinya. Setelah masuk, Prio disuruh mengunci pintu dan mandi oleh Empi.
"Tapi karena handuknya basah, saya nggak jadi mandi dan membersihkam diri dengan tisu," katanya.
Setelah itu, Prio dan Empi melakukan hubungan badan di dalam kamar. Prio mengatakan Empi saat itu berkomentar karena main terlalu lama sekitar 15 menit.
"Kamu mainnya lama banget sih keluarnya, badan kamu juga bau banget bikin aku mau pingsan," ujar Prio sambil menirukan kata-kata Empi.
Selain berkomentar, Empi juga menghina Prio dengan kata-kata, "Kamu item dekil banget, hidup pula." Atas hinaan tersebut dan yang lainnya, Prio pun merasa emosi.
"Akhirnya, saya tarik leher dia pake tangan kanan dari belakang dan dia teriak. Saya panik dan tangan saya digigit," imbuhnya.
Saat itu Empi lari ke arah lemari menghindar dari Prio. Prio yang semakin panik lalu mengambil kabel berwarna hitam. Kabel itu digunakan Prio untuk menjerat leher Empi. Prio juga mencekik leher Empi dengan menggunakan tangan kanannya.
"Saya cekik lehernya dan dia memberontak. Tapi akhirnya saya sumpal mulut Empi dan menjerat lehernya dengan kabel. Selama kurang lebih 15 menit saya membunuhnya," jelasnya.
Setelah membunuh Empi, guru bimbingan belajar di daerah Jakarta Barat itu masuk ke kamar mandi dan membersihkan badan. Setelah itu, Prio keluar dengan mengenakan masker dan topi.
"Saya tunggu sampai sepi, lalu saya keluar dan mengunci pintu kamar dari luar," ungkapnya.
Prio sempat berpapasan dengan ibu-ibu di lorong sebelum tangga. Namun, Prio dengan santai berjalan menuju keluar. Setelah itu, Prio lantas pulang ke rumahnya di Bogor.
Ia sangat menyesal dengan kejadian tersebut. Ia berharap dapat meminta maaf langsung kepada keluarga Deudeuh. Hingga saat ini pun, Prio masih terbayang wajah terakhir Deudeuh dengan mata melotot saat tercekik.
Prio juga mengatakan istri sempat menjenguk dirinya ke tahanan. Istri berpesan kepada Prio untuk tetap tegar dan bertanggung jawab atas perbuatannya.