REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Merespons rencana penghapusan bensin jenis RON 88 atau premium mulai Mei mendatang oleh Pertamina, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said menyebut pemerintah memang tengah menuju ke arah tersebut. “RON 88 diganti dengan RON 92, lebih cepat lebih baik,” kata dia kepada Republika pada Kamis (16/4).
Penghapusan tersebut, kata dia, menyesuaikan dengan kesiapan logistik Pertamina. Apakah Pertamina ingin menggantinya bulan depan atau kapan pun, itu semua menyesuaikan. Yang jelas, kata Sudirman, pemerintah memberi waktu hingga dua tahun dalam agenda penghapusan premium alias RON 88 ke RON 92.
Ditanya soal dampak penghapusan yang akan membuat harga BBM menjadi lebih tinggi, Sudirman mengatakan bahwa harga tinggi relatif. Sebab yang terpenting, penggantian tersebut akan memberikan energi yang lebih bersih kepada masyatakat.
Terlebih, pemerintah saat ini tengah menuju pengembangan energi baru dan terbarukan. Meski dinilai akan memakan biaya mahal, namun arah menuju pengembangannya perlu dimulai. “Mahal itu relative, kalau misalnya fosil habis, maka energi baru terbarukan memang menjadi keharusan,” ujarnya.
Sebelumnya, Pertamina secara bertahap menyatakan kesiapannya untuk menghapuskan bensin jenis RON 88 atau premium mulai Mei mendatang. Masyarakat secara bertahap tidak akan lagi bisa membeli premiun di kota-kota besar di Indonesia. Nantinya premium hanya bisa dibeli oleh kendaraan umum dan di sejumlah SPBU di pinggiran kota. Sebagai gantinya, masyarakat akan diberi pilihan produk pengganti premium dengan kualitas di atas RON 88, namun di bawah pertamax yang memiliki RON 92.