REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT- Kemelut di Suriah telah menewaskan lebih dari 220 ribu orang sejak dimulai empat tahun lalu dengan pemberontakan terhadap Presiden Bashar al-Assad, kata kelompok pemantau utama, Kamis.
"Kami menghitung 222.271 kematian terjadi sejak awal pemberontakan pada Maret 2011," kata Kepala Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, Rami Abdel Rahman, kepada AFP.
Organisasi pemantau berkantor di Inggris itu menggunakan jaringan nara sumber luas di lapangan di Suriah untuk mengumpulkan informasi tentang konflik itu. Abdel Rahman mengatakan lebih dari 67 ribu yang tewas adalah warga, termasuk lebih dari 11 ribu anak-anak.
Di antara pejuang tewas, hampir 47 ribu berasal dari pasukan pendukung pemerintah, termasuk lebih dari 3.000 pejuang asing. Hampir 700 orang adalah petempur dari gerakan Hizbullah Syiah Lebanon, pendukung utama Bashar.
Hampir 40 ribu petempur anti-rezim dan sekitar 28 ribu petempur asing telah tewas dalam konflik itu, kata Observatorium tersebut. Petempur asing berbondong-bondong bergabung dalam perang di Suriah, berjuang untuk kelompok Negara Islam atau kelompok lain, seperti, front Al-Nusra, yang berafiliasi dengan Alqaidah.
Jumlah korban tersebut tidak termasuk sekitar 20 ribu orang yang dinyatakan hilang. Observatorium itu mengatakan jumlah total korban tewas cenderung jauh lebih tinggi daripada kematian yang bisa dihitung.