REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Pemungutan suara dalam pemilihan umum Presiden dan parlemen Sudan telah berakhir dengan tingkat pemilih sangat rendah, Jumat (17/4). Hanya sepertiga dari total jumlah pemilih terdaftar yang datang ke tempat pemungutan suara untuk mencoblos.
Dikutip BBC, Kepala tim pengawas Uni Eropa, Olusegum Obasanjo mengatakan jumlah pemilih hanya mencapai 30-35 persen. Menurutnya, sebagian besar masyarakat telah memprediksi siapa pemenangnya sehingga memilih abstain.
Presiden Omar al Bashir diperkirakan akan memperpanjang 25 tahun masa kekuasaannya. Sebelumnya, partai oposisi memboikot pemilihan umum.
Pemungutan suara untuk pemilihan presiden dan parlemen ini dimulai sejak Senin. Pesta demokrasi pertama ini rencananya digelar tiga hari hingga Rabu. Namun karena jumlah pemilih yang minim, pemungutan suara diperpanjang hinga Kamis.
Sebagian besar TPS di ibukota Khartoum sepi peminat. Meski demikian, wakil presiden partai Kongres Nasional Ibrahim Ghandour mengaku cukup puas dengan jumlah pemilih. Hasil akhir perhitungan jumlah suara akan diumumkan pada 27 April.