Jumat 17 Apr 2015 15:25 WIB

Satu Minggu Dua TKI Dihukum Mati, Indonesia Geram

Rep: C15/ Red: Ilham
Dokumen paspor milik Karni Bt. Medi Tarsim.
Foto: Kanalkawan
Dokumen paspor milik Karni Bt. Medi Tarsim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia kembali kecolongan dengan dieksekusinya Karni Binti Merdi Tarsim oleh Pemerintah Arab Saudi pada Kamis (16/4). Dalam satu minggu, dua TKI harus kehilangan nyawanya dibawah pedang algojo Arab. Pemerintah Indonesia geram dan tak terima atas hal ini.

"Ini merupakan masalah utama kami, dalam satu minggu terdapat dua eksekusi mati tanpa sepengatahuan kami. Pihak pemerintah Arab tak memberi tahu kami terkait hal tersebut," ujar Nasir Arrmanatha seperti dilansir Middle East Online, Jumat (17/4).

Sebelumnya, Siti Zaenab sudah lebih dulu dieksekusi oleh pemerintah Arab atas kasus pembunuhan majikan, Selasa (14/4). Pemerintah tak mendapatkan notifikasi apapun terkait hal ini.

Padahal, pada Rabu, (15/4) pemerintah Indonesia memanggil duta besar Arab untuk Indonesia, Mustafa Ibrahim untuk meminta kejelasan terkait Zaenab. Sayangnya, saat pertemuan itu Mustafa juga tak memberi tahu pemerintah bahwa Arab sedang mempersiapkan eksekusi terhadap Karni.

Tak hanya pemerintah, Ayah Karni, Tarsim mengaku sangat terpukul dan marah terhadap tindakan pemerintah Arab yang semena-mena. Sebelum eksekusi, tepatnya Senin (13/4), Tarsim datang mengunjungi Karni di tahanan Yanbu, Arab Saudi Barat.

Sayangnya, saat Tarsim datang berkunjung ia pun tak mendapatkan informasi apapun terkait eksekusi mati anaknya. "Tidak ada pemberitahuan terkait tempat dan tanggal eksekusi anak saya, saya sangat kecewa dan tidak terima atas perlakuan pemerintahan Arab. Begitu juga pemerintah Indonesia yang tak tahu terkait kasus ini," ujar Tarsim.

Karni didakwa membunuh anak berusia empat tahun. Anak tersebut merupakan anak dari majikan Karni. Tak jelas apa alasan Karni membunuh anak tersebut. Ia memotong leher si anak dengan pisau dapur dan meninggalkannya begitu saja di rumah.

Karni divonis hukuman mati pada 2013. Pemerintah mengaku sudah mengusahakan grasi untuk bisa membebaskan Karni. Sayangnya, permohonan grasi tersebut tak berbalas dari pemerintahan Arab dan eksekusi tetap dilaksanakan tanpa adanya konfirmasi.

Hari ini, puluhan massa Migrant Care melakukan aksi di Kedutaan Besar Saudi Arabya. Mereka menuntut atas tindakan sewenang-wenang dalam eksekusi itu.

Dari tokoh ramai dibicarakan ini, siapa kamu jagokan sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2024

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement