REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Islam Hizbut Tahrir mengajak media massa untuk mengampanyekan penerapan syariat Islam khususnya yang berkaitan dengan permasalahan perempuan.
''Selama ini telah terbentuk mitos-mitos di media massa liberal tentang perempuan dan syariat serta telah menyudutkan Islam,'' kata Direktur Divisi Muslimah pada Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir, Dr. Nazreen Nawaz, dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Dia mengatakan dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi serangan dari para politisi sekuler, feminis, dan berbagai media liberal atas hukum-hukum sosial Islam seperti mengenai busana perempuan, poligami, hukum waris, pemisahan gender serta hak dan kewajiban pernikahan dalam Islam.
Menurut Nazreen, opini buruk yang tersebar di berbagai media massa mengenai hal-hal tersebut telah mendiskreditkan syariat Islam sehingga muncul tanggapan-tanggapan miring di masyarakat yang menyatakan bahwa Islam merendahkan dan menindas perempuan.
"Semua ini telah menciptakan banyak ketakutan terhadap Islam, seperti apa status perempuan di bawah kekuasaan Islam di masa mendatang,'' ujar Nazreen, seraya menambahkan ketakutan tersebut bahkan dialami oleh kaum Muslimin sendiri.
Dia mengatakan media massa, terutama di negeri-negeri Muslim, harus membongkar kebohongan-kebohongan yang telah disuarakan media massa sekuler dan liberal tentang hukum-hukum Islam.