REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Perguruan tinggi keagamaan Islam, khususnya Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari harus menjadi garda terdepan dalam mendeteksi dan meredam timbulnya paham radikal di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra).
Komandan Korem (Danrem) 143 Halu Oleo, Kol Czi Rido Hermawan, MSc di Kendari, Kamis, mengatakan, IAIN Kendari harus meningkatkan peran dalam membangun karakter masyarakat yang religius, berbudaya dan berintegritas.
"Masa depan bangsa yang kita cintai ada di tangan generasi muda dan mahasiswa. Mahasiswa selaku elemen intelektual adalah aset bangsa," kata Danrem Rido usai menerima kunjunggan silaturrahmi Rektor IAIN Kendari Dr Nur Alim dan rombongan di kantor Korem 143 Halu Oleo.
Dalam ceritera budaya Jawa, kata Danrem, para akademisi dianalogikan sebagai para dewa yang memberikan petunjuk bagi manusia di muka bumi untuk selalu berada pada jalan yang benar. Karena itu, IAIN Kendari adalah lembaga yang berperan besar dalam perbaikan karakter masyarakat.
Hadir dalam acara yang penuh nuansa kekeluargaan tersebut antara lain para Wakil Rektor dan Kepala Biro AUAK IAIN Kendari. Sedangkan dari jajaran Korem 143 Halu Oleo ikut hadir Kepala Staf, para komandan satuan dinas Jawatan dan para kepala Seksi.
Sementara itu, dalam pertemuan tersebut Rektor IAIN Kendari menyatakan keinginannya untuk bersinergi dengan Korem 143 dalam beberapa kegiatan pengabdian masyarakat. Sebagai lembaga yang menjalankan Tridharma Perguruan Tinggi, IAIN Kendari memiliki sejumlah program pengabdian masyarakat, antara lain, kegiatan KKN dan kegiatan desa binaan.
"Kami harapkan program sosial kemasyarakatan Korem 143 Halu Oleo bisa bersinergi dengan beberapa program kami yang menyentuh masyarakat," kata Nur Alim. Dengan kerjasama yang baik maka upaya kedua lembaga ini dalam membangun masyarakat yang religius, maju dan berkualitas akan terwujud.
Kerjasama dua institusi tersebut dapat diwujudkan melalui program pemberdayaan masyarakat di bawah koordinasi Seksi Teritorial Korem 143 Halu Oleo dengan melibatkan bintara pembina desa (Babinsa).
Selain itu, kata dia, kerjasama dapat dibangun melalui kegiatan akademik, misalnya kegiatan pelatihan kepemimpinan dan wawasan kebangsaan.