Jumat 17 Apr 2015 17:40 WIB

Pengamat Politik Australia Komentari Pidato Kongres Megawati

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Australian National University Marcus Mietzner berkomentar soal pidato politik Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam Kongres PDIP ke-IV di Bali beberapa waktu lalu.

"Saya melihat (pidato Megawati) dari perspektif agak berbeda. Saya hadir di Bali dan saya mendengar langsung pidato Megawati. Saya tidak melihat ada masalah mendasar, dari segi teori politik," kata Mietzner dalam seminar bertajuk "Jokowi, PDIP dan Masa Depan Parpol di Indonesia", yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), di Jakarta, Jumat (17/4).

Menurut Mietzner, dalam sebuah perspektif politik manapun, sistem suatu negara tidak terlepas dari hubungan antara presiden dengan partai asalnya. Sehingga, menurut dia, secara mendasar apa yang disampaikan Megawati dalam pidatonya tidak bermasalah.

Namun demikian, Mietzner menyayangkan bahwa Megawati dalam pidatonya cenderung mempersoalkan hal-hal bersifat personal, ketimbang mengkritisi kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dengan ideologi partai.

"Yang dipersoalkan Megawati bukan soal kebijakan. Tapi yang dipersoalkan, dalam bahasa ideologi adalah orang-orang yang dianggap tidak loyal kepada PDIP seperti kasus Luhut Panjaitan, Andi Widjajanto, dan kasus Budi Gunawan, yang lebih bersifat sangat personal," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement