REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia sudah banyak diminta menjadi penengah dan motor perdamaian bagi konflik-konflik yang terjadi di Timur Tengah.
Pernyataan itu disampaikan Presiden Jokowi dalam kunjungannya ke Pondok Pesantren Amanatul Ummah di Wonocolo, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (17/4). "Indonesia dianggap sebagai sebuah negara Islam yang mampu betul-betul menerapkan ajaran Islam yang sesungguhnya," kata Jokowi.
Sebab, pada kenyataannya, di Indonesia meski penduduknya heterogen, ramah tamah dan toleransi antarsuku, agama, dan wilayah betul-betul ada dan diterapkan. "Mereka menyampaikan permohonan agar Indonesia bisa membantu menjadi penengah dan motor bagi perdamaian di Timur Tengah, termasuk di Yaman dan di negara-negara lain," ujarnya.
Jokowi juga menegaskan pentingnya peran para ulama dan kiai untuk untuk terus mengedukasi masyarakat soal ajaran akhlakul karimah.
Itu agar masyarakat menyadari bahwa Indonesia memang telah menerapkan ajaran Islam yang rakhmatan lil alamin dan toleran dengan sangat baik.
"Kami harapkan Islam yang moderat rakhmatan lil alamin bisa diajarkan kepada masyarakat sehingga benar seperti yang dilihat dari luar bahwa kita negara yang tenteram, menjaga toleransi, sopan santun, dan menjadi contoh bagi negara lain," tuturnya.
Pada kesempatan itu, menteri yang turut mendampingi Presiden yakni Menteri Agama Lukman Hakim Syaifudin, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.