REPUBLIKA.CO.ID, BREBES -- Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemenlu, Lalu Moh Iqbal menuturkan keluarga dari Karni Binti Medi Tarsim, TKI asal Brebes yang menjalani eksekusi mati pada Kamis (16/4) kemarin tidak bisa menahan tangis dan histeris saat mengetahui Karni telah tiada.
Menurut penuturan Diplomat Kementerian Luar Negeri, Muhamad Sadri yang bertugas menyampaikan kabar duka tersebut, ibu dan kakak Karni tidak kuasa menahan air matanya.
“Mereka langsung histeris,” jelasnya kepada Republika, Jumat (17/4).
Sementara ayah Karni, Medi Tarsim, dan suaminya, yang keduanya sudah dua kali menjenguk Karni di Saudi sudah memahami beratnya kasus Karni, hanya terdiam menahan sedih dan menarik nafas dalam-dalam. “Meski sedih, keduanya ikhlas dan pasrah,” terangnya.
Darpin, suami dari Karni mengaku kaget dan syok saat mendengar kabar tentang istrinya. “Tapi meskipun saya sedih, saya sudah ikhlas menerima kenyataan ini”, ungkap Darpin.
Seperti diketahui, setelah melakukan eksekusi mati secara diam-diam pada Siti Zaenab, Pemerintah Arab Saudi kembali menghukum mati WNI tanpa pemberitahuan. Konsulat Jenderal RI di Jeddah menerima berita mengenai telah dilaksanakannya hukuman mati (qishas) terhadap seorang WNI bernama Karni binti Medi Tarsim pada Kamis (16/4).
Berita tersebut didapatkan dari Satuan Tugas Perlindungan WNI KJRI Jeddah yang berinisiatif untuk terus memantau penjara di Madinah dan Yanbu dimana terdapat WNI terancam hukuman mati berada.