REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia dibuat terkejut oleh kabar dua buruh migran Indonesia, Siti Zaenab dan Karni, yang telah dieksekusi mati di Arab Saudi tanpa pemberitahuan resmi sebelumnya. Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengatakan, seharusnya sebagai negara sahabat, Arab Saudi memberikan pemberitahuan yang layak terlebih dahulu.
Meski mengapresiasi protes yang telah dilayangkan pemerintah Indonesia dalam merespon hal tersebut, tetapi pemerintah harus introspeksi.
"Kita harus introspeksi, kenapa KBRI di sana bisa kecolongan untuk melakukan upaya melindungi warga negara kita. Harusnya bisa diperjuangkan untuk melakukan upaya yang lebih maksimal," kata Fadli di Gedung DPR, Jumat (17/4).
Fadli mengatakan, pihaknya menyayangkan terjadinya 'kecolongan' tersebut. Padahal, lanjutnya, Indonesia memiliki cukup banyak lembaga terkait buruh migran Indonesia, seperti Kementerian Luar Negeri, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), dan kedutaan besar. Politikus Gerindra itu pun berharap, kejadian serupa tidak kembali terulang di masa mendatang.
"Bagaimana koordinasi dan persiapan di sini mau ke sana. Lebih dari 200 orang menurut data yang akan juga mengalami hukuman eksekusi. Pemerintah harus serius membela warga negara yang dalam proses seperti itu. Sediakan lawyer bagus dan lobi politik dengan pemerintah yang kuat," jelasnya.
Seperti diketahui, dua WNI, yakni Siti Zaenab dan Karni binti Medi Tarsim dieksekusi mati pemerintah Arab Saudi dalam waktu yang berdekatan. Zaenab dieksekusi, Selasa (14/4) dan Karni dieksekusi, Kamis (16/4). Keduanya dituduh melakukan pembunuhan dan kemudian dieksekusi tanpa ada pemberitahuan kepada pemerintah Indonesia. Pemerintah pun telah melayangkan protes keras terkait hal tersebut.