REPUBLIKA.CO.ID,GRESIK -- Kementerian Perindustrian berupaya untuk memperkuat bahan baku lokal agar dapat digunakan dalam pengolahan industri makanan dan minuman nasional. Pasalnya, industri tersebut pertumbuhannya sangat tinggi dan sebagian besar telah memenuhi pasar ekspor.
Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, penyediaan bahan baku lokal harus diperbanyak agar tidak menghambat peningkatan kapasitas produksi. Adanya produksi bahan baku lokal dapat menjamin kelangsungan produksi, dan menghindari ketergantungaan pasokan bahan baku impor.
"Penguatan industri makanan dan minuman menjadi andalan ketika kita ingin meningkatkan nilai tambah produksi primer hasil pertanian," kata Saleh dalam siaran pers yang diterima Republika, Sabtu (18/4).
Saleh mengatakan, selama ini industri masih terhimpit oleh beberapa tantangan, antara lain kekurangan pasokan bahan baku, infrastruktur yang terbatas, harga listrik dan gas mahal, serta suku bunga masih tinggi.
Untuk mengatasi hambatan tersebut, pemerintah berupaya memperbaiki iklim usaha, baik fiskal maupu non fiskal. Menurut Saleh, pemerintah mendorong agar industri makanan dan minuman dapat menggunakan bahan baku lokal.
"Kita mesti memperkuat struktur industri makanan dan minuman, jika industri kuat maka tidak perlu takut dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)," kata Saleh.
Berdasarkan data BPS, kontribusi industri makanan dan minuman terhadap PDB non migas pada 2014 sebesar 30 persen. Sedangkan laju pertumbuhan kumulatif industri tersebut pada 2014 mencapai 9,54 persen dan mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 4,07 persen.