Sabtu 18 Apr 2015 10:59 WIB

Pertalite Disebut Akal-akalan Pemerintah Naikkan Harga BBM

Premium habis - ilustrasi
Premium habis - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Direktur Puskepi Sofyano Zakaria menyatakan mengganti BBM jenis premium dengan dengan diluncurkannya pertalite adalah kebijakan pemerintah yang tidak prorakyat. Karena pada dasarnya rakyat sudah membeli premium yang sudah tidak disubsidi.

Sofyano menjelaskan pertalite adalah BBM dengan RON 90 yang harganya akan di atas premium RON 88 dan dibawah harga Pertamax RON 92. Artinya dari sisi harga maka pertalite akan lebih mahal dari premium.

"Jika peluncuran pertalite dimaksudkan pemerintah untuk menggantikan BBM jenis premium, maka itu dapat dinilai publik sebagai 'akal-akalannya' pemerintah untuk menaikan harga jual BBM sejenis premium, dan akan kembali memberatkan beban keuangan rakyat," ungkap Sofyano.

Dalam kesempatan itu, Sofyano menambahkan sejak zaman Orde Baru, negeri ini juga sudah menggunakan premium, malah dibawah RON 88. Namun hingga saat ini belum terdengar adanya penelitian tentang dampak penggunaan premium itu.

Selain itu, pemerintah juga belum pernah menjelaskan dan tidak bisa membuktikan ke publik adanya masalah lingkungan karena digunakannya premium yang RON-nya 88 apalagi di bawah RON 88.

"Amerika Serikat, Rusia, Mesir dan beberapa negara lain hingga saat ini juga masih menggunakan BBM sejenis premium RON di bawah 88. Jadi jika premium dinyatakan sebagai BBM yang tidak ramah lingkungan, kenapa negara besar itu, masih menggunakan premium," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement