REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Sebanyak 26 mahasiswa asal Sumatra Barat yang tengah menuntut ilmu di Yaman dievakuasi ke Tanah Air menggunakan kapal laut dari Kota Aden menuju Djibouti, Afrika untuk kemudian diterbangkan ke Indonesia.
"Setelah proses kepulangan gagal berkali-kali, akhirnya kami dapat dievakuasi menggunakan kapal laut pada Senin (13/4)," kata salah seorang mahasiswa Asyam Hafizh setelah tiba di Padang, Sabtu (18/4) malam.
Dia menceritakan, sebelumnya bersama 25 rekan lain sempat terjebak di Asrama Arbithah Attarbiyah Al Islamiyah akibat konflik senjata yang terjadi. "Kami mengalami kegagalan evakuasi berkali-kali, karena kontak senjata masih terus terjadi. Bahkan, saat sudah sampai di pelabuhan suasana tegang karena ada peluru nyasar," ucap dia.
Akhirnya, pada Senin (13/4) Ketua Perhimpunan Mahasiswa Indonesia setempat mengabarkan kapal evakuasi telah tiba di Pelabuhan Aden dan semua mahasiswa diminta mempersiapkan diri, lanjut dia. Dia mengatakan, saat menuju ke pelabuhan sempat terdengar dengan keras dentuman bom, sehingga rombongan disuruh masuk ke dalam masjid terdekat untuk berlindung.
"Setelah sempat berlindung di masjid, kami menduga evakuasi akan kembali batal mengingat situasi di luar yang cukup membahayakan sehingga mahasiswa memilih untuk beristirahat," ujar dia.
Setelah tiga jam berlalu, tiba-tiba seluruh rombongan dibangunkan dan disuruh segera bergerak menuju pelabuhan. "Ayo bangun, sekarang saatnya kalian pulang," ucap pengurus asrama kepada seluruh mahasiswa.
Akhirnya, setelah menempuh perjalanan laut selama 20 jam menuju Djibouti Afrika, 26 mahasiswa Sumbar diterbangkan ke Jakarta dan pada Sabtu malam pukul 23.00 WIB mereka mendarat di Bandara Internasional Minangkabau.
Dia menyebutkan, mahasiswa Sumbar yang dievakuasi dari Kota Aden berjumlah 26 orang yang dua di antaranya telah dijemput pihak keluarga di Jakarta, sedangkan 24 lainnya diterbangkan ke Padang. "Alhamdullilah, akhirnya bisa pulang ke Padang, kabar terakhir sebagian wilayah asrama Arbithah Attarbiyyah Al Islamiyyah di bagian kanan hancur, apakah terkena rudal atau tembakan tank," paparnya.
Sementara, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno meminta semua mahasiswa Sumbar yang kuliah di Yaman untuk sementara tetap berada di Indonesia sampai situasi sudah pulih. Ia berpesan, selama di Sumbar agar membantu masyarakat dengan berbagi ilmu karena mereka adalah calon ulama yang selama ini telah mengenyam pendidikan agama.