REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon Ahad (19/4) menyerukan aksi "menyeluruh dan bersama" agar masyarakat internasional ikut membantu pencarian di Laut Tengah. Sebelumnya, hampir 700 migran dikhawatirkan tewas di laut ketika perahu yang padat penumpang terbalik di perairan internasional di sebelah selatan Sisilia, Italia, Sabtu lalu.
Jika terbukti, kecelakaan tersebut menewaskan setidaknya 1.500 migran sepanjang tahun ini. Artinya, tahun 2015 menjadi tahun yang jauh lebih mematikan dibandingkan 2014. Kecelakaan itu terjadi hanya berselang beberapa hari setelah 400 migran tenggelam hingga tewas pekan lalu dalam kecelakaan serupa.
Kantor berita Italia, ANSA, melaporkan kapal dagang Portugal yang singgah di daerah tersebut (sekitar 110 kilometer dari Libya) diminta bergegas ke lokasi kecelakaan. Kapal itu berhasil menyelamatkan 28 penyintas setelah penjaga pantai Italia menerima tanda bahaya. Operasi pencarian segera dilancarkan di daerah itu, dengan melibatkan kapal penjaga pantai Italia, beberapa kapal dagang dan pasukan Triton, misi yang dikoordinasikan oleh lembaga pemantau perbatasan Uni Eropa (UE), Frontex.
Menurut keterangan awal, perahu ini membawa sebanyak 700 migran yang bergerak ke satu sisi perahu secara bersama untuk meminta bantuan ketika mereka melihat kapal dagang, sehingga perahu itu terbalik. "Itu mungkin merupakan salah satu tragedi terbesar yang terjadi di Laut Tengah," kata wanita Juru Bicara Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) Carlotta Sami.
UNHCR melaporkan Sedikitnya 218.000 migran berusaha menyeberangi Laut Tengah tahun lalu untuk memasuki Uni Eropa dari perbatasan selatannya. Sebanyak 3.500 di antara mereka kehilangan nyawa dalam upaya tersebut.