Senin 20 Apr 2015 11:25 WIB

Imam Besar New York Kunjungi Pemprov Jabar

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Imam Besar Masjid Newe York Muhammad Syamsi Ali.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Imam Besar Masjid Newe York Muhammad Syamsi Ali.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Imam Besar New York, AS asal Indonesia Muhammad Syamsi Ali, berkunjung ke Pemprov Jabar. Menurut Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, tak ada pembahasan khusus dalam kunjungan tersebut. Imam besar New York datang ke Jabar karena Ia asli orang Indonesia. Jadi, ingin lebih mengetahui tentang Jabar saat ini.

"Tak ada pembicaraan khusus. Tapi, saya juga kan ingin mengetahui perkembangan islam di New York seperti apa," ujar Heryawan yang akrab di sapa Aher kepada wartawan, Senin, (20/4).

Menurut Aher, kondisi toleransi beragama di Jabar sangat baik. Jadi, wajar kalau dijadikan sebagai cerminan kondisi di Indonesia. Imam besar New York tersebut, hadir juga dalam pengajian rutin Pemprov Jabar, dalam pengajian yang digelar usai Sholat Shubuh di Masjid Al-Muttaqin Gedung Sate, Bandung, Ahad (19/4).

Pengajian tersebut, dihadiri Plh Sekda Jawa Barat, para Asisten Daerah Setda Provinsi Jawa Barat, para Kepala OPD dan Biro Setda Provinsi Jawa Barat, para pejabat Eselon III dan IV di lingkungan Pemprov Jawa Barat, pimpinan MUI, serta ketua berbagai Ormas Islam di Jawa Barat.

Aher mengatakan, masjid bisa menghadirkan keseimbangan sosial dalam kehidupan masyarakat melalui berbagai kegiatan ibadah. Tidak hanya sebagai tempat beribadah, masjid juga merupakan bagian dari konsep keseimbangan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Melalui masjid, setiap insan manusia dapat menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhiratnya.

Sementara itu, Imam Besar Muhammad Syamsyi Ali dalam ceramahnya menceritakan perkembangan dunia Islam di AS. Pria yang juga menjadi penasihat spiritual NYPD (New York Department Police) ini, bahwa efektivitas dakwah di AS bisa dilakukan dengan senyuman. "Dakwah dengan senyuman akan lebih efektif," kata Syamsyi.

Syamsi menceritakan pengalamannya ketika bertemu dengan pengusaha Donald Trump. Syamsyi mengatakan bahwa pandangan Donald Trump tentang Islam yang identik dengan terorisme dan radikalisme hilang seketika, ketika Syamsyi menghadirkan senyuman dihadapan Donald Trump yang hanya tahu Islam dari media.

Syamsyi juga mengungkapkan, bahwa tantangan besar umat Islam saat ini, yaitu menghilangkan anggapan dunia bahwa Islam identik dengan kekerasan. Tantangan terbesar umat Islam saat ini, adalah membalikan stigma masyarakat dunia yang menganggap Islam sebagai sumber konflik dan kekerasan menjadi sumber perdamaian dan kebaikan.

Syamsi menambahkam peristiwa 11 September 2001 atau lebih dikenal dengan 9/11, merupakan moment kebangkitan dakwah Islam dunia. Menurutnya, saat ini Islam semakin terkenal dan populer. Ada hingga 20.000 orang Amerika masuk Islam setiap tahunnya. Tapi di satu sisi, Syamsyi pun mengatakan Islamphobia semakin meningkat, dan hal ini menjadi tantangan bagi umat Islam untuk menghilangkan ketakutan tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement