Selasa 21 Apr 2015 11:42 WIB

Isu Kebocoran UN Bermotif Sudutkan Jokowi

Warga binaan menjalani Ujian Nasional di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta Timur, Senin (13/4).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Warga binaan menjalani Ujian Nasional di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta Timur, Senin (13/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) menyatakan isu kebocoran soal ujian nasional (UN) untuk SMA IPA itu diduga dari bermotif politik untuk menyudutkan Menteri Pendidikan Dasar-Menengah dan Kebudayaan Anies Baswedan dan Presiden Joko Widodo.

"Berdasarkan keterangan dari beberapa karyawan PNRI yang diciduk oleh Bareskrim ke Mabes Polri, Rabu (15/4), banyak data yang menunjukan keanehan dan motif pembocoran data UN itu kemungkinan bermotif politik," kata Ketua Serikat Karyawan (Sekar PNRI) Sutisna, di Jakarta, Senin (20/4).

Motif lainnya, mencemarkan BUMN PNRI, dan persaingan bisnis. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari 13 karyawan PNRI dan juga anggota Sekar PNRI, memang betul soal UN yang ditempatkan di Google Drive adalah pekerjaan PNRI yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dan Kebudayaan.

"Dari bukti yang ditunjukan Bareskrim memang benar soal UN yang ditempatkan di Google Drive itu yang dikerjakan PNRI, namun dari "meta data" tertanggal 27 Februari 2015. Jika dilihat bahan yang ditempatkan di Google Drive adalah dokumen yang sudah didesain dan final. "Harusnya di meta data tertanggal 3 Maret 2015," kata Muladi, staf PNRI yang digiring ke Bareskrim Mabes Polri.

Mulyadi kemudian menceritakan kronologisnya. PNRI menerima dokumen tercetak (hardcopy) bahan UN dari Kementerian Pendidikan Dasar & Menengah dan Kebudayaan pada Jumat, 27 Februari 2015.

Penyerahan itu disaksikan pejabat Kementerian Pendidikan dan Kepolisian, kemudian oleh para karyawan PNRI, dokumen UN discan dan didesain pada Sabtu, 28 Februari 2015. Setelah itu, baru digandakan (dicetak) dan didistribusikan.

"Jadi, aneh jika data yang ditunjukan Bareskrim tertanggal 27 Februari 2015, padahal saat itu barulah penyerahan dokumen dari Kementerian Pendidikan. Bahan UN yang ditempatkan di Google Drive adalah yang sudah final (sudah di-scan, didesain dan diedit) seharusnya tertanggal 3 Maret 2015)," kata Mulyadi, staf PNRI bagian desain grafis.

Menurut berita-berita di media massa, orang yang menempatkan soal UN untuk SMA IPA khusus untuk Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, bernama Jaffar Azhar. Di PNRI tidak ada karyawan bernama Jaffar Azhar. Tersangka menempatkan di Google Drive tertanggal 11 April 2015, dua hari sebelum Ujian Nasional SMA dilaksanakan (13/4).

"Bahan UN yang ditempatkan di Google Drive itu tidak sampai ke para pelajar SMA di Nanggroe Aceh Darussalam. Jadi tidak ada yang bocor ke pelajar. Motif nya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana bahan ujian nasional diperdagangkan (motif uang)," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement